
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Seorang anak konglomerat asal Inggris bernama Rukaya mengikuti reality show 'Rich Kids Go Homeless'. Berbagai pengalaman buruk menimpanya, termasuk dipaksa jual diri demi tumpangan hidup semalam.
Mirror menuliskan jika Rukaya adalah anak orang kaya yang memiliki latar belakang keluarga pengusaha properti.
Sehari-harinya, Rukaya hidup mewah dan bergelimang harta, tapi kini dia menerima tantangan untuk menjalani hidup seperti gelandangan selama 3 hari.
Awalnya dia berencana untuk menyewa kamar dan bekerja untuk menyambung hidup selama 3 hari ke depan. Namun rencana memang nggak selamanya mulus di lapangan. Nyatanya Rukaya harus tidur di pinggir jalan dan belum menemukan pekerjaan di hari pertama.
Baca Juga

Dia bahkan menerima pelecehan oleh beberapa orang. Ketika duduk di pinggir jalan, ada seorang pria yang menghampirinya dan mulai membelai rambut Rukaya. Takut, Rukaya pun ambil langkah seribu meninggalkan pria tersebut.
Mimpi buruk itu nggak cuma terjadi sekali. Berikutnya dia juga dihampiri pria yang menawarkan sejumlah uang asalkan mau tidur dengannya. Yup, Rukaya dipaksa jual diri oleh pria hidung belang.
Hari berikutnya, Rukaya berhasil mendapatkan pekerjaan di sebuah restoran. Tugasnya hanya mencuci piring namun dia hanya mendapat makanan gratis sebagai imbalannya.
Pekerjaannya tidak menghasilkan uang, sehingga dia harus kembali jadi gelandangan malam itu.
Hingga akhirnya dia sadar betapa sulit bertahan hidup di luar sana, di balik gelimang harta orangtuanya. Dia kemudian mengatakan jika hidup di jalanan tidaklah mudah.
''Aku sadar, betapa beruntungnya diriku. Aku bersyukur memiliki kasur untuk tidur. Hidup di jalanan tidak semudah itu,'' ungkapnya dalam acara reality show tersebut.
Terkini
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi