Rabu, 26 Juni 2019 | 17:00 WIB
Tak ada berbeda dari sosok Joanna Palani. Wanita ini cantik, memiliki alis tebal alami dan senyumnya sangat manis. Siapa sangka di balik pesonanya, dia menyimpan nama panggilan yang menyeramkan, Dewi Kematian.
Ya, Joanna Palani adalah sniper cantik yang paling ditakuti tentara ISIS dan sosoknya sudah melegenda di daerah konflik Suriah.
Dilansir dari Daily Mail, Joanna Palani merupakan gadis berdarah Kurdi-Denmark. Dilahirkan di tenda pengungsian PPB, Joana Palani sangat dekat dengan situasi peperangan.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Makan Mie Gacoan, Beraninya Pesan Level Berapa?
Keluarga Joanna memutuskan hidup damai di Denmark dan menjauh dari kebisingan perang. Sebuah keputusan yang baik tapi tak membuat darah perjuangan Joana luntur.
Saat menempuh perkuliahan di Denmark, Joanna memutuskan untuk kembali ke medan perang dan membela saudaranya yang berada di Timur Tengah.
Berbekal kemampuan yang diasah secara otodidak, Joanna Palani sangat lihai menggunakan senjata api. Wanita yang belakangan dikenal sebagai sniper ini begitu terampil menggunakan SVD Dragunov untuk melumpuhkan lawannya.
Baca Juga: Makan Siang di Tengah Musim Salju Kanada, Tengku Firmansyah Malah Pamer Makanan Ini
Di Suriah, Joanna Palani menghabisi lawannya dengan modal senapan runduk Dragunov, teropong thermal dan sedikit cemilan. Dia bergerilya pada malam hari dan mulai menembaki lawan-lawannya tanpa ada ampun.
Daily Mail menyebut Joanna Palani sebagai Dewi Kematian karena berhasil membunuh banyak tentara ISIS.
Bahkan ISIS sempat mengadakan sayembara dengan menyiapkan 1 juta dolar bagi siapa saja yang bisa membawa Joanna hidup-hidup untuk kemudian dijadikan budak seks.
Tahun 2017, Joanna Palani berhasil ditangkap. Namun bukan tentara ISIS yang melumpuhkan gadis cantik ini, melainkan pemerintah Denmark. Sejak itu, Joanna Palani mendekam di penjara negaranya sendiri.
Baca Juga: Link Tes MBTI Online Gratis, Kamu Tipe Kepribadian Apa?
Meskipun Joanna kehilangan beberapa haknya sebagai warga negara, setidaknya dia bisa kembali ke negaranya dengan selamat dan terhindar dari serangan brutal tentara ISIS yang siap menjadikannya sebagai budak seks.