
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Beranjak dewasa, Mahmoud Hassan menjadi korban bullying karena mempunyai kelainan kulit vitiligo. Itu adalah sebuah kondisi di mana terdapat bercak-bercak pucat di kulit wajah dan tubuhnya.
Saat sekolah, ia sering dihina dengan julukan sapi atau zebra. Namun sekarang, Mahmoud Hassan menjelma menjadi seorang model terkenal. Bahkan, ia melihat tubuhnya sebagai sebuah seni.
Melansir dari Metro, pria berusia 25 tahun ini menyadari hilangnya pigmen di kulitnya sejak usia 13 tahun. Dia kemudian menghabiskan bertahun-tahun mencoba menutupi kondisinya yang berbeda.
"Itu adalah waktu yang sangat sulit bagi saya," kata dia. "Saya malu tentang hal itu dan melakukan semua yang saya bisa untuk menyembunyikannya dari teman-teman saya."
Baca Juga
Butuh bertahun-tahun bagi Mahmoud untuk mengatasi rasa tidak nyamannya. Ketika memiliki kesempatan untuk menjadi model, hal itu rupanya membuat perubahan besar.

Sekarang, ia tak segan berbagi foto kondisi kulitnya untuk menginspirasi orang lain agar merangkul kondisi apapun yang membuat mereka berbeda.
"Saya sekarang memperlakukan tubuh saya seolah-olah itu adalah karya seni," ungkap pria asal Mesir ini.
Mempunyai tubuh atletis, Mahmoud mengaku memang suka berolahraga. Ia dulu bekerja sebagai penasihat olahraga dan pelatih parkour untuk remaja. Saat ini, dia adalah seorang instruktur ski dan papan luncur salju.
"Vitiligo memberi saya kesempatan untuk menjadi model fesyen dan itu sudah membuat saya merasa lebih kuat dari sebelumnya."
"Selalu jadi dirimu sendiri. Benar-benar mengekspresikan diri sendiri dari dalam diri akan menjadi luar biasa. Saya percaya bahwa ini adalah rahasia kebahagiaan," ujar Mahmoud Hassan.
Terkini
- Vulnerable atau Oversharing? Menakar Batas Cerita Perempuan di Dunia Maya
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif