Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Pilihan untuk nikah beda agama masih dinilai tabu bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Meski secara hukum sudah memungkinkan, birokrasi yang dijalani pun cukup rumit. Tak heran, banyak yang kemudian memilih menikah di luar negeri.
Namun belum lama ini, seorang warganet berbagi pengalamannya menikah beda agama di Indonesia. Ia membagikannya dalam sebuah thread Twitter.
"Menikah beda agama. (Saya katolik, suami islam). Kuncinya 3: cinta, yakin, dan tutup kuping dari komentar nyinyir tetangga," ungkap akun @elizabethayudya mengawali thread, Minggu (22/9/2019).
Ia menceritakan awal kisah pertemuannya dengan suami karena bekerja di sekantor. Sewaktu memutuskan menjalin kasih, mereka sudah membicarakan perbedaan agama itu dan siap lanjut dengan segala risiko.
Baca Juga
Tantangan mulai datang saat mereka sepakat melanjutkan hubungan ke tahap serius. Salah satu pihak ingin mereka sepakat 1 iman dulu. Banyak pertanyaan dari keluarga yang menyudutkan mereka perihal agama.
Meski begitu, akhirnya mereka bisa meyakinkan keluarga, hingga semua sepakat untuk menikah di gereja Katolik tapi suami tetap Islam.
Drama berlanjut ketika mereka mengurus berkas-berkas pernikahan. Bagian paling menguras tenaga adalah mengurus dokumen di pemerintahan. Sebab, kebanyakan petugas belum memahami perihal legalitas pernikahan beda agama.
Ia sempat berdebat dengan pihak kelurahan di mana mereka meyakini kalau menikah agamanya harus sama dulu. Jika tidak, salah satu pihak perlu pindah minimal untuk menyeragamkan KTP.
Setelah berunding cukup alot, pihak kelurahan rupanya cuma bingung mencatat pernikahan mereka di buku mana. Setelah dikonsultasikan ke KUA, pihak catatan sipil pun mampu menjelaskan bahwa gereja bisa menikahkan pasangan beda agama dan sah menurut negara.
Melewati berbagai tantangan, akhirnya @elizabethayudya dan pasangan dapat melangsungkan pernikahan. Mereka menikah di Gereja Katolik St Jusus Pekerja Condong Catur.
"Setelah nikah, kami dapat 2 dokumen. 1. Surat nikah dr gereja, 2. Akta nikah dr catatan sipil. Akta nikah ini serupa dengan surat yg didapat jika teman-teman menikah di Singapura atau negara lain," imbuhnya.
Setelah menikah di gereja, mereka mengadakan syukuran sederhana di depan rumah. Para tamu pun hanya terdiri dari keluarga, sahabat, dan beberapa tetangga. Budgetnya pun tidak sampai 20 juta.
Hingga Selasa (24/9/2019) kemarin, thread tersebut sudah menarik lebih dari 5 ribu retweets dan 14 ribu likes. Banyak warganet yang mendoakan, bahkan berbagi pengalaman serupa.
"Anda memiliki ibu ayah mertua yang sangat toleran, anda beruntung!" komentar seorang warganet.
"Semangat, Mbak, orang tua saya juga sama kisahnya. Puji Tuhan 26 tahun perkawinan masih awet, nggak pernah berantem, walau yang nyinyir masih aja ada nggak abis-abis," komentar yang lain.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri