Dewiku.com - Sejak tahun 2012, 11 Oktober diperingati sebagai Hari Anak Perempuan Internasional. Namun, apa yang sebenarnya ingin dicapai dari perayaan ini?
Melansir laman resmi PBB, hampir 25 tahun yang lalu, sekitar 30.000 wanita dan pria dari hampir 200 negara berkumpul di Beijing, China, dalam rangka The Fourth World Conference on Women. Dalam konferensi dunia itu, mereka bertekad mengakui hak-hak wanita dan anak perempuan sebagai hak asasi manusia.
Forum internasional itu kemudian memuncak dengan diadopsinya Beijing Declaraion and Platform for Action sebagai agenda kebijakan paling komprehensif untuk pemberdayaan perempuan.
Pada tahun-tahun berikutnya, para perempuan memimpin gerakan global terkait sejumlah isu, mulai dari hak kesehatan seksual dan reproduksi hingga masalah kesetaraan upah.
Dampaknya, sekarang lebih banyak anak perempuan bisa berpartisipasi dan merampungkan sekolah. Angka pernikahan dini dan tuntutan menjadi ibu di usia anak-anak pun berangsur menurun. Selain itu, makin banyak anak perempuan dapat memperoleh keterampilan yang mereka butuhkan untuk menjadi unggul dalam dunia kerja di masa depan.
Tanggal 19 Desember 2011, Majelis Umum PBB mengadopsi Resolution 66/170 dan mendeklarasikan 11 Oktober sebagai Hari Anak Perempuan Internasional atau juga dikenal dengan Hari Anak Perempuan Sedunia.
Tujuannya demi menyoroti kebutuhan dan mengatasi tantangan yang dihadapi anak perempuan, sembari menggalakkan pemberdayaan anak perempuan serta pemenuhan hak asasi manusia mereka.
Dewasa ini, gerakan pemberdayaan anak perempuan semakin berkembang. Mereka teroganisir untuk membantu menangani berbagai masalah seperti pernikahan anak, ketidaksetaraan pendidikan, kekerasan berbasis gender, perubahan iklim, harga diri, serta hak anak perempuan untuk memasuki tempat-tempat ibadah atau ruang publik selama menstruasi.
Sementara itu, tema besar peringatan Hari Anak Perempuan Sedunia 2019 yang diusung PBB adalah GirlForce: Unscripted and Unstoppable.
"Kita perlu menegakkan persamaan hak, suara, serta pengaruh anak perempuan dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa kita," ungkap Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Gutterres.
Baca Juga
"Anak perempuan bisa menjadi agen perubahan yang kuat dan tak ada yang mencegah mereka berpartisipasi penuh dalam semua bidang kehidupan," katanya melanjutkan.
Tag
Terkini
- Memilih Susu Pertumbuhan Anak: Tips untuk Orang Tua Masa Kini
- Kenapa Cewek Suka Mengingat-Ingat Kesalahan Pasangan? Ini Penjelasannya
- The Club Series: Kuas MUA Sporty-Luxury yang Bikin Makeup Auto Flawless
- Quality Time Ala Keluarga Modern: Nggak Perlu Jauh, yang Penting Bermakna
- Olahraga Makin Hits, Outfit Tetap Santun: Tren Sportwear Modest yang Lagi Naik Daun
- Ketika Kehamilan Datang Tanpa Diminta: Sunyi, Stigma, dan Ruang #SamaSamaAman yang Mesti Kita Ciptakan
- Semakin Dewasa, Circle Makin Kecil: Ternyata Ini Bukan Salah Siapa-Siapa
- Akses Layanan Kesehatan Kelas Dunia, Kini Lebih Dekat untuk Keluarga Indonesia
- Seventh Anniversary, Noera Beauty Rilis Sunscreen Physical dengan Formula Baru yang Inovatif
- Regenerative Beauty: Tren Baru yang Bikin Kulit Glowing Alami Tanpa Kesan 'Diisi'