Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Menyertai rangkaian acara besar Biennale Jogja XV Equator #5, berbagai program publik berupa aktivitas-aktivitas kreatif dan intelektual turut disajikan untuk masyarakat.
Salah satunya adalah workshop membuat karya dari sampah plastik (Plasticology) pada Rabu (23/10/2019). Workshop diikuti oleh rombongan SLB-A YAKETUIS, Yogyakarta didampingi seniman Made Bayak.
Made Bayak sendiri adalah salah satu seniman yang berpartisipasi di Biennale Jogja 2019. Karyanya berbicara tentang permasalahan sampah plastik.
Dari rilis yang Dewiku terima, workshop ini diawali dengan berkeliling di instalasi milik Made Bayak yang berupa piramida sampah dan beberapa foto kegiatan workshop Plasticology.
Baca Juga
Menurut Made Bayak, workshop untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini menjadi sarana mengampanyekan bahaya sampah plastik. Selain itu, workshop ini adalah bentuk perhatian lebih terhadap lingkungan, terutama bagaimana mengubah sampah plastik menjadi sebuah karya.
Workshop ini diikuti oleh 14 siswa SLB-A YAKETUIS, mereka mendapat bagian untuk menempel potongan-potongan sampah plastik sesuai imajinasinya.
"Workshop dengan mereka (teman-teman berkebutuhan khusus) perlu treatment yang berbeda, soalnya ini juga baru pertama kali (bagi saya)", ujar Made Bayak.
Anak-anak SLB ini yang terlibat kebanyakan "low vision" dan tuna netra, sehingga mereka menggunakan panca indra lain seperti peraba dan penciuman untuk bisa merasakan tekstur dan bau dari sampah plastik yang digunakan.
Selanjutnya, sebagian karya yang dibuat oleh anak-anak SLB akan dipajang di instalasi milik Made Bayak dan sebagian lagi dibawa untuk kenang-kenangan SLB-A YAKETUIS.
Selain workshop Plasthicology, program publik Biennale Jogja XV antara lain berupa Tur Pameran Berpemandu, Wicara Seniman, Wicara Kuratorial, Simposium Publik, Pemutaran Film bekerja sama dengan Forum Film Dokumenter, serta sejumlah Lokakarya dan Diskusi bersama Seniman-Seniman Biennale Jogja.
Program publik ini menjadi perwujudan dari salah satu fungsi Biennale yaitu menyebarkan pengetahuan-pengetahuan alternatif dan gagasan-gagasan inovatif dalam ranah seni budaya kepada masyarakat.
Di sisi lain, untuk menciptakan generasi muda yang penuh imajinasi, berlaku kreatif dan berpikir kritis untuk menjadi bagian dari upaya mengantisipasi kompleksitas masa depan.
Terkini
- Self Gifting: Bukan Boros, Tapi Bentuk Apresiasi pada Diri Sendiri
- Lebih dari Sekadar Musik, Ada Pesan Pemberdayaan Perempuan dari JENNIE Lewat Album Ruby
- Cyberstalking Merusak Mental dan Fisik: Bagaimana Perempuan Bisa Melindungi Diri Mereka?
- Rahasia Tangguh: Kuasai Self-Compassion untuk Kesehatan Mental
- Zombieing: Ketika Mantan Datang Tanpa Diundang, Lebih Seram dari Ghosting!
- Rebound Relationship: Ketika Mantan Jadi Bayang-Bayang Pacar Baru
- Stop Self-Talk Negatif! Ini Cara Membangun Self-Respect di Era Digital
- Merasa Kecil di Dunia yang Besar: Menggali Akar Inferiority Complex
- Resah Driver Ojol Perempuan: Ada Ketidakadilan Mengintai di Setiap Kilometer
- Fake It Till You Make It: Boleh Dicoba, Asal Jangan Kebablasan, Girls!