Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Taman Budaya Yogyakarta menjadi salah satu venue perhelatan Biennale Jogja 2019. Selain memamerkan beragam karya seni, terdapat venue khusus untuk duduk dan saling bertukar cerita antar pengunjung maupun seniman.
Venue tersebut dinamai Pukat Pikat Asia, sebuah bentuk presentasi dari program Resource Room. Selain sebagai tempat bercengkrama dan istirahat, tersedia banyak sajian untuk dilakukan bersama.
Sajian lembaran, misalnya. Pukat Pikat Asia menyediakan berbagai kebutuhan informasi terkait Asia Tenggara dalam bentuk buku, arsip maupun katalog seniman yang bisa dibaca di tempat.
Selanjutnya, sajian gambar bergerak. Pada salah satu area terdapat ruang tamu bernuansa vintage lengkap dengan TV, mic dan DVD untuk diputar. mulai dari lagu-lagu Asia Tenggara, video wawancara seniman, dan video arsip karya seniman.
Baca Juga
Di bagian paling pojok juga terdapat area warung makan yang menampilkan beberapa resep dan karya seniman yang bertemakan makanan.
"Anda bisa makan berat, makan ringan, atau hanya pesan minum pun, tidak menjadi masalah. Sebagai ruang persinggahan, kami percaya warung makan menyediakan kesempatan untuk berbagai pertukaran cerita melalui pertemuan," demikian tertulis di rilis pers yang diterima Dewiku.com, Sabtu (26/10/2019)
Pada setiap meja, terdapat sajian permainan untuk pengunjung mengasah pengetahuan. Di sini pengunjung ditantang untuk mencocokkan lembaran magnet kecil ke papan peta.
Selain yang disebutkan di atas, Pukat Pikat Asia juga menghadirkan berbagai kegiatan pada akhir pekan untuk semakin akrab dan mengenal wilayah Asia Tenggara. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada 2, 9, 15, 23 November 2019.
Pukat Pikat Asia sendiri dapat tercipta dari hasil kerjasama antara Khairunnisa (Biennale Jogja), Niki Ariestyanti, dan RAR Editions (Alwan Brilian Dewanta, Tyasanti Kusumo, dan Faida Rachma).
Tertarik untuk mengunjungi venue Pukat Pikat Asia di Biennale Jogja 2019? Masih ada waktu sebelum acara ditutup pada 30 November 2019!
Terkini
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi