Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Apakah kamu penggemar novel erotis seperti seri Fifty Shades? Atau mungkin lebih menyukai karya klasik tulisan Enny Arrow?
Jika iya, berbahagialah. Pakar menyebut membaca novel erotis punya serangkaian manfaat baik untuk kesehatan dan kebugaran lelaki.
Dilansir Popular-world.com, studi yang dilakukan York University pada tahun 2013 menyebut orang yang suka membaca novel erotis diketahui mempunyai rasa empati yang tinggi.
Selain itu, pakar kesehatan mental Sarah Jane mengungkapkan membaca novel erotis seperti seri Fifty Shades bisa membuat seseorang terangsang. Hal ini rupanya bisa membuat perasaan cemas dan stres berubah menjadi emosi yang positif.
Baca Juga
-
Mengaku Hamil karena Anak 10 Tahun, Remaja Ini Jadi Bintang Instagram
-
Suami Selingkuh, Wanita Ini Bercinta dengan Pria Lain demi Balas Dendam
-
Terlalu Cantik dan Imut, Si Manis asal Jepang Ini Ternyata Aslinya Pria
-
Waduh, 5 Hal Memalukan Ini Paling Sering Dilakukan saat Naksir Gebetan
-
Ngeri! Tertusuk saat Manikur, Wanita Ini Kehilangan Setengah Jarinya
-
Sebut Suaminya Egois, Wanita Ini Diam-Diam Kabur dari Rumah demi Pacar
"Ketika Anda stres dan cemas kemudian melakukan distraksi dengan membaca novel erotis yang memiliki efek sama (seperti peningkatan detak jantung) hal itu menghasilkan perasaan emosi yang lebih positif," kata Jane, dilansir dari Elite Daily.
Walau bisa memberikan efek positif pada kesehatan mental, bukan berarti membaca novel erotis jadi obat untuk mengatasi kecemasan, depresi.
Tentu saja lebih baik jika Anda mendatangi pakar kesehatan mental atau psikolog untuk mengatasi masalah mental, seperti disampaikan sex educator Kate Sloan.
Menurut Nielsen’s Romance Book Buyer Report di 2015, mayoritas penyuka novel-novel panas adalah perempuan. Paling tidak hasil laporan itu menyebutkan sebanyak 85 persen pembaca novel erotis adalah perempuan.
Pakar seks Emily Nagoski punya jawabannya. Menurut dia, pembaca novel erotis lebih banyak perempuan karena perempuan lebih terangsang dalam bentuk teks, bukan visual.
Hasil terbalik terjadi saat perempuan menonton film porno atau bentuk rangsangan visual lainnya. Itu bisa jadi malah membuat perempuan stres dan membandingkan dirinya dengan yang ada di video. (*M. Reza Sulaiman)
Terkini
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Anak Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?