
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Bulan madu semestinya menjadi masa-masa yang menyenangkan bagi pasangan setelah menikah. Bahkan, tidak sedikit orang yang enggan mengakhiri bulan madu dan kembali ke rutinitas biasa mereka.
Namun, beda ceritanya jika kamu disuruh memperpanjang bulan madu hingga dua bulan lamanya sekaligus terjebak di negara lain tanpa persiapan matang.
Pasangan Michelle dan John Senyard dari San Fransisco diketahui telah menikah sejak tanggal 6 Maret 2020 silam.
Melansir laman Buzzfeed, keduanya lalu pergi bulan madu pada tanggal 8 Maret ke Sri Lanka. Namun, beberapa hari kemudian, keduanya mendapati bahwa pandemi Covid-19 telah membuat mereka terjebak.
Baca Juga
-
Rahasia Perawatan Wajah Cantik Heidi Klum, Ternyata Pakai Sampo Bayi!
-
Wanita Ini Pamer Hasil Transformasi Gigi, Kisahnya Malah Bikin Emosi
-
Terlalu Niat! Wanita Ini Kirim Bawang Merah untuk Balas Dendam ke Mantan
-
Pandemi Bikin Orang Sering Mimpi Mantan Pacar, Ketahui Maknanya di Baliknya
-
Waspada! Berikut 5 Tanda Pasangan Masih Sayang Mantan
-
Kaget Lihat Hasil Tes DNA, Wanita Ini Tak Menyangka Punya 36 Saudara Seayah
Alih-alih mengikuti rencana bulan madu yang cuma dua minggu lamanya, pasangan Michelle dan John terpaksa memperpanjang waktu mereka di Sri Lanka.
Kini, keduanya sudah terjebak di sana hingga dua bulan lamanya.

"Pada pagi yang sama saat maskapai kami membatalkan penerbangan, Amerika juga mengisukan Global Travel Advisory level 4 yang meminta semua warga negara Amerika segera pulang," ujar Michelle.
Hal ini pun membuat keduanya bergegas mencari penerbangan lain. Namun, semua penerbangan dihargai terlalu mahal dan mesti melalui transit.
"Kami harus melewati beberapa kali transit, dan sepertinya tak bijak untuk berhenti di banyak kota ketika pandemi seperti ini."
Mereka pun akhirnya meminta untuk dicarikan penerbangan lain. Namun, beberapa minggu setelah berhasil mendapatkan tiket, penerbangan itu malah kembali dibatalkan.
Nasib sial keduanya tidak berhenti sampai di sana. Hotel tempat mereka bulan madu ikut ditutup. Mereka pun harus mencari tempat tinggal baru untuk sementara.
"Kami berakhir menelepon pemilik hostel yang bersedia meminjamkan satu kamar kepada kami selama yang dibutuhkan," lanjut Michelle.
Alih-alih bulan madu, keduanya kini lebih merasa seperti tinggal di Sri Lanka. Selain itu, mereka juga harus beradaptasi dengan aturan lockdown serta mengalami kesulitan dalam berbelanja bahan makanan.
Tak cuma itu, keduanya juga bukan cuma bersenang-senang. Meski bulan madu selama 2 bulan terdengar bagai mimpi, nyatanya pasangan ini sudah kembali bekerja secara virtual.
"Kami bekerja penuh dari malam hingga pagi. Kami beruntung masih dapat membayar biaya sewa di San Fransisco, juga biaya hidup di Sri Lanka."
"Kami bukan mencoba untuk memamerkan gaya hidup mewah di pulau di tengah pandemi, tapi kami cuma mencoba untuk tetap positif di tengah situasi tak terduga," imbuh Michelle.
Terkini
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah
- Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?
- Koneksi Bukan Kompetisi: The Real Power of Women Supporting Women