
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - China dikenal sebagai salah satu negara dengan penduduk terbanyak. Salah satu masalah kependudukan yang ada yaitu ketidakseimbangan rasio gender.
Untuk mengatasinya, baru-baru ini seorang profesor sekaligus ahli ekonomi bernama Yew-Kwang Ng secara mengejutkan menyarankan agar wanita di China boleh memiliki banyak suami.
Melansir dari Daily Mail, jumlah laki-laki di China yang tidak menikah terus mengalami peningkatan.
Bahkan, pada 2050 nanti, China diprediksi akan memiliki total 30 juta penduduk pria yang tidak menikah.
Baca Juga
-
Tanggapi Pesan Ancaman, Atlet Golf Cantik Ini Malah Buka Bisnis Kaus
-
Jangan Galau Terus, 6 Tips Move On saat Kamu Jadi Korban Ghosting
-
Berdasarkan Zodiak, Ternyata Seperti Ini Sisi Romantis Member BTS
-
Jangan Mau Dimanfaatkan! Ini 8 Tanda Pasanganmu Masih Kekanak-kanakan
-
Pesta Pernikahan Dibatalkan, Wanita Ini Salahkan Hasrat Tunangannya
-
8 Cara Manis Membangunkan Pasangan di Pagi Hari, Ciuman hingga Mandi Bareng
Menanggapi hal itu, Profesor Yew-Kwang Ng dari School of Economics Universitas Fudan pun membeberkan ide yang lumayan kontroversial.
Yew Kwang-Ng dikabarkan sudah meminta pemerintah untuk mempertimbangkan agar wanita diperbolehkan memiliki dua suami atau lebih pada waktu bersamaan.

Menurut Profesor Ng, banyak pria di China yang kesusahan menemukan pasangan hidup karena tingkat kompetisi yang tinggi.
"Kalau kebutuhan biologis dan psikologis pria tak bisa dipenuhi, itu akan membawa dampak negatif terhadap kebahagiaannya," jelas Profesor Ng lewat sebuah opini yang dipublikasikannya di NetEase.
Oleh karenanya, Profesor Ng pun mengajukan dua solusi, yaitu legalisasi prostitusi dan poliandri. Kedua praktek ini masih dilarang di China hingga sekarang.
Menurutnya, prostitusi memang bisa memenuhi kebutuhan biologis pria. Namun, hal ini tetap tidak menyelesaikan kebutuhan pria untuk punya pasangan hidup.
Itulah kenapa dia menyarankan praktek poliandri. Walau demikian, Yew Kwang-Ng juga mengklarifikasi bahwa dia tidak sedang mempromosikan praktek poliandri.
"Kalau bukan karena ketidakseimbangan rasio pria dan wanita, aku tak akan menyarankan poliandri sama sekali."
"Kedua, aku tidak mempromosikan atau mendukung poliandri. Aku cuma berpikir bahwa dengan masalah banyaknya jumlah pria dan sedikitnya wanita, pemerintah mungkin dapat mempertimbangkan ini," tambah Yew Kwang-Ng.
Sang profesor sendiri mengatakan jika dia tak keberatan untuk berbagi istri, dibandingkan tidak punya istri sama sekali.
Sebelumnya, ilmuwan lain bernama Mao Shoulong juga sudah memberikan saran pada pemerintah untuk mengizinkan wanita dari negara lain tinggal dan menikah dengan warga China.
Pasalnya, akibat tidak kunjung mendapat jodoh, banyak pria China yang lantas rela membayar mahal untuk menikahi wanita Vietnam dan meningkatkan jumlah kasus perdagangan manusia.
Tag
Terkini
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi