lifestyle

Jangan Mau Jadi Korban! Ini 5 Tanda Pasanganmu Melakukan Kekerasan Verbal

Beda dengan kekerasan fisik, banyak yang tidak sadar jika mereka menjadi korban kekerasan verbal.

Rima Sekarani Imamun Nissa
Kamis, 30 Juli 2020 | 14:00 WIB

Hubungan asmara yang baik seharusnya bisa membuat mereka yang menjalaninya merasa nyaman dan aman. Tidak hanya itu, kamu pun jauh dari aksi kekerasan fisik maupun kekerasan verbal.

Sayangnya, mayoritas kekerasan verbal jauh lebih sulit dideteksi dibandingkan kekerasan fisik. Banyak pula yang tak sadar jika mereka adalah korban.

Aksi kekerasan verbal juga dapat membawa dampak buruk terhadap kesehatan mental seseorang. Melansir Your Tango, 1 dari 4 remaja perempuan melaporkan jika mereka mengalami kekerasan verbal dalam hubungan asmara.

Baca Juga: 4 Lip Liner yang Harganya Kurang dari Rp100 Ribu, Produk Brand Lokal

Selama ini, seseorang cenderung tak yakin bahwa mereka adalah korban kekerasan verbal. Wajar, kekerasan verbal tidak membawa dampak fisik yang dapat terlihat jelas.

Sebelum terjebak dalam hubungan tidak sehat, simak 5 tanda bahwa pasanganmu kerap melakukan kekerasan verbal berikut.

Ilustrasi pasangan bertengkar. (Shutterstock)

1. Kamu selalu berpikir sebelum berbicara dengannya

Baca Juga: Jalan-Jalan ke Korea, Tas Mini Caca Tengker Bikin Penasaran

Tak ada yang salah dengan berpikir sebelum berbicara. Namun, lain halnya kalau kamu takut mengatakan hal yang salah atau takut dimarahi pasangan.

Biasanya, rasa takut ini muncul kalau pasanganmu sering memberikan nama panggilan yang merendahkan atau mengejek.

2. Kamu tidak ingat kapan terakhir kali bersenang-senang

Teman-temanmu yang lain sibuk melewatkan waktu dengan bahagia. Namun, ketika giliran ditanya, kamu tidak bisa ingat kapan terakhir kali bersenang-senang.

Sebaliknya, kamu cuma ingat momen-momen buruk seperti pertengkaran, perkelahian, atau mendengarnya berteriak padamu. Kamu juga takut bahagia karena berpotensi membuatnya marah.

Ilustrasi pasangan bertengkar. (Shutterstock)

3. Kata-katamu selalu dipelintir

Pasangan yang kerap melakukan kekerasan verbal jago dalam memutarbalikkan kata-kata. Ketika kamu menyalahkan dirinya, dia akan balik memanipulasi agar kamu merasa bersalah.

Akibatnya, kamu tak bisa memulai percakapan yang sehat. Apa pun yang terjadi, kata-katamu selalu dipelintir supaya menguntungkannya.

4. Intuisimu mengatakan ada sesuatu yang salah

Jangan meragukan intuisimu. Kalau kehadirannya memang membuatmu takut atau ingin kabur, kamu harus waspada.

Bisa jadi, kamu telah menjadi korban kekerasan verbal tapi tidak sadar karena sudah dimanipulasi.

5. Dia bersikap pasif-agresif

Terakhir, hati-hati jika dia kerap bersikap pasif-agresif. Waspadai pula pasangan yang sering memakai alasan bahwa dia "cuma bercanda".

Baca Juga: Manfaat Tes Genetik untuk Diet, Diklaim Efektif Bantu Turunkan Berat Badan

Kebiasaan itu dilakukan untuk membuatmu kehilangan rasa percaya diri. Seiring berjalannya waktu, kamu bakal merasa bahwa kata-kata pasanganmu benar dan kamu adalah pihak yang salah.

lifestyle

Manfaat Tes Genetik untuk Diet, Diklaim Efektif Bantu Turunkan Berat Badan

Seperti apa peran tes genetik dalam upaya menurunkan berat badan?

lifestyle

Ragam Manfaat Susu Kacang Mede untuk Kesehatan, Cocok buat Bumil dan Busui!

Seperti diketahui, selain rasanya gurih dan memiliki tekstur creamy, susu kacang mede juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

lifestyle

8 Arti Mimpi Gelas Pecah, Waspadai Datangnya Kehancuran!

Apakah arti mimpi gelas pecah selalu berkaitan dengan hal-hal buruk?

lifestyle

6 Wisata Gratis di Jakarta, Cocok untuk Healing Sejenak dari Penat Ibu Kota

Inilah beberapa tempat wisata ramah bujet yang bisa jadi pilihan di Jakarta.

lifestyle

Cara Beli Tiket Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Harganya Berapa?

Berikut informasi lengkap mengenai cara memberi tiket Festival Lampion Waisak Borobudur 2024.

lifestyle

Ingin Pelesiran ke Makau? Yuk ke Event "Experience Macao", Tawarkan Wisata Berbasis Keluarga

Tak cuma kasino, Makau ternyata memiliki banyak pilihan wisata berbasis keluarga.