Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Bukan cuma romantis, hubungan asmara juga harus terjalin dengan sehat. Walau begitu, definisi hubungan sehat sering kali berbeda-beda antar pasangan. Hal itu karena setiap orang punya kebutuhan spesifik yang berbeda dari sebuah hubungan.
Beberapa pasangan mungkin membutuhkan komunikasi yang baik, sementara lainnya butuh seks yang hebat, kasih sayang melimpah, atau kebersamaan dari pasangannya. Usia juga memengaruhi definisi hubungan yang sehat di mata seseorang.
Namun, secara umum, ada beberapa ciri yang dapat menunjukkan apakah hubungan Anda dan pasangan termasuk kategori hubungan sehat atau tidak.
Melansir Healthline, berikut beberapa tanda kamu telah menjalani hubungan sehat.
Baca Juga
-
Pakai Baju Rp150 Ribu di New York, Penampilan Rachel Vennya Tuai Pujian
-
Pernikahan Mewah Anak Presiden Ini Disorot, Suvenirnya Senilai Rp59 Juta
-
Balas Dendam, Wanita Ini Tak Mau Mengobrol dengan Mantan kecuali Dibayar
-
Jennifer Lopez Kece di Acara Fesyen, Insiden Lupa Copot Label Harga Disorot
-
Cara Menulis Surat Cinta yang Baik ala Raditya Dika, Jangan Pakai Kata Ini!
-
Sudah Obesitas, Wanita Ini Masih Ngotot Naikkan Berat demi Pinggul Terbesar
Komunikasi terbuka
Dalam hubungan yang sehat, pasangan biasanya berbicara tentang hal-hal yang terjadi dalam hidup mereka: keberhasilan, kegagalan, dan segalanya. Kamu mesti nyaman membicarakan masalah apa pun yang muncul, mulai dari hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti stres pekerjaan atau teman, hingga masalah yang lebih serius, seperti gejala kesehatan mental atau masalah keuangan.
Bahkan jika pasangan punya pendapat berbeda, mereka bakal mendengarkan tanpa menghakimi, lalu berbagi perspektif denganmu.
Saling percaya
Kepercayaan melibatkan kejujuran dan integritas. Kamu tak menyimpan rahasia satu sama lain. Ketika berpisah, kamu tidak khawatir pasangan akan berpaling.
Namun, kepercayaan lebih dari sekadar percaya bahwa pasangan tidak akan menipu atau berbohong kepadamu. Ini juga berarti kamu merasa aman dan nyaman dengannya karena tahu bahwa pasangan tidak akan menyakitimu secara fisik atau emosional. Kamu tahu pasangan memikirkan kepentingan terbaikmu, tetapi juga cukup menghormatimu dan mendorongmu membuat pilihan sendiri.
Merasa diri kalian sebagai orang yang terpisah
Sah-sah saja saling bergantung sama lain dalam sebuah hubungan. Walau demikian, dalam sebuah hubungan sehat, kamu tetap mampu mempertahankan identitasmu sebagai individu yang unik.
Dengan kata lain, hubunganmu seimbang. Kamu tahu kamu memiliki cintanya, tetapi harga dirimu tidak bergantung pada pasangan. Walau kalian ada untuk satu sama lain, kamu tidak bergantung satu sama lain untuk memenuhi semua kebutuhanmu.
Kamu masih mempunyai teman dan koneksi di luar hubungan dengan pasangan, dan menghabiskan waktu untuk mengejar minat dan hobimu sendiri.
Punya rasa ingin tahu
Salah satu karakteristik kunci dari cinta yang sehat dan berjangka panjang adalah rasa ingin tahu. Artinya, kamu tertarik dengan pemikiran, tujuan, dan kehidupan sehari-hari pasangan. Kamu ingin melihat pasangan tumbuh menjadi diri terbaik mereka.
Keingintahuan juga berarti kamu bersedia mempertimbangkan atau membicarakan perubahan pada struktur hubunganmu jika aspek hubunganmu saat ini menjadi kurang memuaskan. Ini juga melibatkan realisme. Kamu melihat pasangan apa adanya dan peduli padanya, bukan versi ideal dari mereka.
Mempunyai waktu terpisah
Kebanyakan orang dalam hubungan yang sehat memprioritaskan menghabiskan waktu bersama, walau jumlah waktu yang dihabiskan bersama dapat bervariasi berdasarkan kebutuhan pribadi, pekerjaan dan komitmen lain, pengaturan hidup, dan sebagainya.
Namun, kamu juga menyadari kebutuhan akan ruang dan waktu pribadi masing-masing. Mungkin kamu menghabiskan waktu ini untuk bersantai sendirian, mengejar hobi, atau bertemu teman atau keluarga.
Keintiman fisik
Keintiman sering mengacu pada seks, tapi tidak selalu begitu. Tak semua orang menikmati atau menginginkan seks. Hubungan asmara masih bisa sehat tanpanya—selama kamu berdua berada di jalur yang sama untuk memenuhi kebutuhanmu.
Jika kamu berdua tidak tertarik pada seks, keintiman fisik mungkin melibatkan ciuman, pelukan, atau berpegangan tangan. Apa pun jenis keintiman yang dibagikan, hubungan dan ikatan fisik itu penting.
Resolusi konflik
Bahkan dalam hubungan sehat, kamu tetap akan sesekali mengalami perselisihan dan merasa frustrasi atau marah satu sama lain dari waktu ke waktu. Itu sangat normal. Bukan berarti hubunganmu tidak sehat.
Hal yang penting adalah bagaimana kamu mengatasi konflik. Jika bisa membicarakan perbedaan dengan sopan, jujur, dan dengan rasa hormat, kamu berada di jalur yang benar. (*Aflaha Rizal Bahtiar)
Terkini
- Ide Merayakan Valentine Bersama Orang Terkasih, Dinner Romantis Bisa Jadi Pilihan
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Angkat Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender