Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Setelah divaksinasi Covid-19, tak sedikit perempuan mengeluhkan masalah menstruasi. Mereka melaporkan adanya perubahan siklus haid setelah mendapatkan vaksin Covid-19.
Melansir dari Medical Xpress, dalam studi yang terbit pada The BMJ, Dr. Victoria Male, spesialis reproduksi di Imperial College London mengungkapkan hubungan antara perubahan menstruasi setelah vaksinasi Covid-19 masuk akal terjadi dan mesti diselidiki.
Perubahan pada menstruasi atau pendarahan vagina yang tak terduga muncul sebagai efek samping umum dari vaksinasi Covid-19. Lebih dari 30.000 laporan tersebut sudah dibuat untuk skema pengawasan Badan Pengawas Obat dan Produk Kesehatan Inggris (MHRA) untuk reaksi obat yang merugikan pada 2 September.
Namun, kebanyakan orang mendapati bahwa menstruasi mereka kembali normal pada siklus berikutnya. Hal yang terpenting, tak ada bukti bahwa vaksinasi Covid-19 berdampak buruk pada kesuburan.
Baca Juga
-
Ramalan Zodiak 17 September 2021: Ingin Sendiri, Aries Lagi Malas Bergosip
-
Lesti Kejora Pakai OOTD Sederhana di Bandara, Harganya Ternyata Fantastis
-
Wanita Cantik Ini Viral karena Bernama 'Designer', Begini Makna di Baliknya
-
Titi Kamal Ungkap Tips Perawatan Rambut Rontok, Isinya Mengundang Tawa
-
Sesuai Anjuran Perdoski, Ini Tips Membersihkan Vagina yang Aman dan Benar
-
Favorit Beauty Enthusiast, Inilah Tren Skincare Paling Diminati 2019-2021
MHRA menyatakan bahwa data pengawasannya tak mendukung hubungan antara perubahan periode menstruasi dan vaksin Covid-19. Hal ini disebabkan rendahnya jumlah laporan terkait jumlah orang yang divaksinasi dan prevalensi gangguan menstruasi secara umum.
"Laporan perubahan menstruasi setelah vaksinasi Covid-19 telah dibuat untuk vaksin bervektor mRNA (Pfizer dan Moderna) dan adenovirus (AstraZeneca), menunjukkan bahwa, kalau ada hubungan, kemungkinan besar adalah hasil dari respons imun terhadap vaksinasi," catat dokter Male.
Memang, siklus menstruasi bisa dipengaruhi respons kekebalan tubuh terhadap virus itu sendiri, dengan satu penelitian menunjukkan gangguan menstruasi pada sekitar seperempat wanita yang terinfeksi SARS-CoV2.
Sementara itu, dia menyarankan dokter mendorong pasien mereka untuk melaporkan setiap perubahan pada periode atau perdarahan vagina yang tak terduga setelah menjalani vaksinasi ke skema MHRA.
"Satu pelajaran penting adalah bahwa efek intervensi medis pada menstruasi tak boleh cuma menjadi renungan dalam penelitian masa depan," ujar dia. (*Fita Nofiana)
Terkini
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Angkat Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?