
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Belum lama ini, Kalina Oktarani membagikan curhatan seputar ekspresi wajah miliknya. Rupanya, ia dianggap memiliki muka jutek.
Lewat Instagram, Kalina Oktarani menyebut jika dirinya memiliki resting bitch face atau muka jutek.
Hal ini membuatnya sering dianggap sedang kesal atau marah, padahal sebenarnya ia sedang santai atau beristirahat.
"Sering dikatain jutek padahal kamu biasa aja? Itu bukan salahmu, tapi memang mukamu yang seperti itu. Muka seperti itu dikenal sebagai resting bitch face," tulisnya dalam unggahan tersebut.
Baca Juga
-
Ini Pentingnya Riset Pasar bagi Perkembangan Industri Kecantikan Lokal
-
Kompak Nongkrong Pakai Seragam SMA, OOTD Geng Ibu-Ibu Ini Niat Banget
-
Dikira Macaron Ternyata Cuma Lilin, Video Kocak Wanita Ini Mendadak Viral
-
Ini 5 Deretan Outfit Baby Rayyanza, Ada yang Harganya di Atas Rp2 Juta
-
Kisah Pria Bertemu Jodoh Jalur Foto Ngenes di Twitter, Iseng Berujung Indah
-
Baru Menikah Seminggu, Istri Minta Cerai karena Cuma Dapat Nafkah Rp30 Ribu
Melansir CNN, resting bitch face atau yang bisa disingkat RBF ternyata memiliki penjelasan ilmiah.
Bahkan, penelitian seputar RBF ini sudah pernah dilaksanakan pada Oktober 2015 silam.

Saat itu, ilmuwan Abbe Macbeth dan Jason Rogers dari Noldus Information Technology melakukan analisis wajah dengan software FaceReader. Software ini menganalisis emosi yang ada di wajah.
Macbeth dan Rogers melakukan analisis pada wajah publik figur seperti Kanye West, Kristen Stewart, hingga Ratu Elizabeth II yang selama ini dianggap memiliki RBF.
Dari sana, diketahui bahwa orang-orang dengan muka jutek punya lebih banyak emosi yang tersembunyi.
Dengan software FaceReader, seseorang tanpa RBF akan terbaca memiliki 97 persen ekspresi wajah netral dan 3 persen emosi tersembunyi.
Angka 3 persen ini merujuk pada emosi seperti kesedihan, kemarahan, hingga bahagia.
Namun, seseorang dengan muka jutek atau RBF memiliki jumlah emosi tersembunyi yang lebih besar yaitu hingga 6 persen.
"Mereka yang memiliki RBF akan melihat kenaikan emosi tersembunyi hingga 6 persen dan kebanyakan emosi yang ditunjukkan adalah penghinaan," tambah Macbeth menjelaskan.
Di sisi lain, RBF bukan berarti seseorang sedang merasa marah atau kesal secara diam-diam.
Sayangnya, banyak yang mengasosiasikan RBF dengan emosi negatif sehingga ikut merasa tidak suka saat melihatnya.
Sementara menurut dokter bedah plastik Anthony S. Youn, RBF bisa disebabkan oleh berbagai macam hal.
"Gravitasi dikombinasikan dengan genetik dapat membuat bibir terlihat turun. Seiring kita bertambah tua dan kulit bertambah kendur, itu membuat ekspresi cemberut terlihat permanen."
Dokter bedah plastik ini juga mengungkap bahwa dirinya memiliki RBF atau muka jutek. Namun, hal itu tidak berarti dirinya sedang dalam mood buruk.
Terkini
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi