Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Seorang wanita mengungkap cerita dirinya yang pernah mengalami kelainan makan anoreksia nervosa dan bulimia. Saat itu, berat badan wanita bernama Gemma Walker ini hanya 28 kg.
Melansir Daily Mail, wanita 28 tahun asal Gold Coast, Queensland tersebut didiagnosis mengidap kelainan makan ketika masih berumur 14 tahun.
Akibat anoreksia dan bulimia, Gemma pernah diperingatkan dokter bahwa dirinya akan meninggal tanpa pengobatan.
Gemma lantas berulang kali dirawat di rumah sakit karena berat badannya hanya mencapai 28 kg.
Baca Juga
-
Pasangan Ini Tinggalkan Pesan Cinta di Uang Rp2 Ribu, Isinya Bikin Ngakak
-
Viral Cara Cepat Punya Hidung Mancung, Warganet: Takut Nggak Bisa Bersin!
-
8 Tips Mengatasi Kejenuhan dalam Hubungan Asmara, Jangan Cuma Berasumsi
-
Sebaiknya Dihindari, 5 Kebiasaan Ini Rentan Bikin Kulit Rusak
-
Ramalan Zodiak 2022, Virgo Jangan Takut Mengambil Risiko
-
Berujung Haru, Viral Wanita Ungkap Pengalaman Berkunjung ke Salon di Afrika
Menurut Gemma, hal ini disebabkan tiga hal. Kesehatan mental Gemma mengalami penurunan akibat bullying, ekspektasi keluarga, serta sifatnya yang perfeksionis.
"Aku berada di sebuah kelompok yang populer di sekolah tapi aku dibully. Aku punya teman tapi aku selalu dijadikan target. Dan sebagai seorang perfeksionis, aku bisa melakukan hal-hal tapi tidak yang terbaik dan itu menggangguku," ungkapnya.
"Waktu itu, aku merasa aku harus mengikuti ekspektasi keluarga dan ketika aku mulai menurunkan berat badan, aku merasa telah mencapai sesuatu. Tapi segera, aku tidak mau orang-orang tahu."
Selain berat badannya yang turun drastis, badan Gemma juga berubah kurus kering. Foto Gemma saat masih mengidap anoreksia dan bulimia juga masih membuat keluarga wanita ini ikut sakit hati.
"Itu adalah tahun-tahun paling mengerikan dan berat dalam hidup kami, mengeceknya tiap pagi untuk melihat apakah dia masih bernapas, untuk melihat apakah jantungnya yang lemah masih berdetak," ungkap ayah Gemma.
Saat masih belum sembuh, Gemma juga akan membohongi dokter dengan cara memasang pemberat gym ke tubuhnya agar dikira berat badannya sudah naik.
"Itu sangat gila. Hidupku adalah kebohongan yang konstan. Sepanjang hari aku hanya terfokus pada angka," ujar Gemma.
Penyesalan Gemma lainnya adalah ia tidak bisa hidup seperti remaja normal lainnya. Namun, Gemma mulai berusaha sembuh di umur 21.
Saat berjuang untuk sembuh, Gemma sempat menghabiskan 18 bulan melakukan binge eating. Namun, hal ini sempat membahayakan kesehatan karena Gemma langsung makan dalam jumlah banyak.
Saat itu, Gemma bisa langsung mengonsumsi 6.500 kalori atau setara 12 burger Big Macs dalam 20 menit. Namun, ia akan pingsan dan mengalami halusinasi setelahnya.
"Proses untuk sembuh tidak cantik. Tidak ada gadis yang akan makan sedikit lebih banyak, menaikkan berat badan, dan langsung merasa puas dengan diri sendiri."
"Kenaikan berat badanku sangat cepat. Dalam waktu kurang dari 7 bulan aku menaikkan 40 kg, tiga kali lipat berat badanku, tapi secara mental aku berada dalam situasi terburuk," lanjut Gemma.
Untunglah, Gemma kini berhasil sembuh dan punya ukuran tubuh normal. Ia juga membagikan kisahnya untuk membantu penderita kelainan makan seperti dirinya.
"Penting untuk tahu bahwa kau tidak sendiri dan kau bisa mencapai sisi yang lain, tidak peduli seberapa sulitnya," tambah wanita 28 tahun ini.
Terkini
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Angkat Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?