Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Beberapa waktu lalu, istilah quiet quitting ramai dibicarakan di media sosial. Apa itu quiet quitting dan bagaimana tanda seseorang melakukannya?
Fenomena quiet quitting tak terlepas dari hustle culture yang juga sempat jadi sorotan. Banyak orang merasa burnout dengan pekerjaannya, bahkan kelelahan secara mental dan fisik.
Melansir Very Well Mind, banyak karyawan melakukan quiet quitting demi mendapat keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi alias work life balance. Lalu, apa saja ciri-cirinya?
Kamu mungkin secara tak sadar juga telah melakukan quiet quitting. Dirangkum dari reader's digest, berikut ciri-ciri quiet quitting yang dapat kamu amati.
Baca Juga
-
Apa Itu Diet GI Rendah? Diklaim Efektif Turunkan Berat Badan
-
Doa sebelum Memasak, Makanan yang Disajikan Jadi Lebih Berkah
-
5 Zodiak yang Berbakat Jadi Penyanyi, Leo Tak Cuma Modal Suara Merdu
-
Tes Kepribadian: Pilih 8 Hewan Buas Ini untuk Mengungkap Sisi Gelap Dirimu
-
5 Arti Mimpi Bertemu Mantan, Ternyata Bisa Jadi Pertanda Rindu Hari Bahagia
Saat seorang karyawan yang dulunya antusias mendadak lebih sering diam setiap ada diskusi, ini bisa jadi salah satu tanda quiet quitting. Itu mungkin saja terjadi secara tiba-tiba ataupun berkala seperti sebuah proses.
Orang-orang yang biasanya semangat menawarkan diri untuk melakukan sesuatu, mungkin juga tiba-tiba cuma akan bergerak saat disuruh saja.
2. Sengaja mengurangi interaksi
Seseorang yang tadinya selalu membaur dengan karyawan lain saat makan siang atau obrolan sore hari tiba-tiba menghilang. Dia juga menghindari datang ke acara apa pun di luar pekerjaan.
Seseorang yang melakukan quiet quitting umumnya bakal mulai berpikir bahwa mereka dibayar hanya untuk bekerja, bukan nongkrong. Jadi, apa pun yang tidak berkaitan dengan pekerjaan bukanlah hal penting dan tidak masalah jika dilewatkan.
3. Tidak merespons pesan dan panggilan di luar jam kerja
Saat sudah lewat jam kerja, mereka akan dengan sengaja late response jika mendapat pertanyaan seputar pekerjaan atau malah sama sekali tidak mau menjawabnya.
4. Selalu pulang tepat waktu
Orang-orang yang melakoni hustle culture menganggap pulang on times sebagai hal istimewa. Namun, ketika sadar bahwa itu dapat memicu burnout, mereka bakal mulai bertekad meninggalkan kantor tepat waktu dan tidak mau ambil pusing dengan perkataan orang lain tentang hal tersebut.
5. Terkesan mendadak resign
Mereka yang melakukan quiet quitting juga sangat mungkin diam-diam cari pekerjaan baru. Setelah mendapatkan tempat kerja baru, mereka lalu melayangkan surat pengunduran diri yang mungkin mengejutkan rekan kerjanya.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri