Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Berdasarkan data dari One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 yang diterbitkan Kementerian Kesehatan pada tahun 2019, populasi anjing di Indonesia telah mencapai 16 juta ekor. Selain itu, jumlah anjing liar selama beberapa tahun terakhir juga meningkat dan memunculkan dampak yang signifikan, salah satunya lonjakan kasus rabies sebesar 82,4% yang mulai mengkhawatirkan masyarakat.
Upaya pengendalian populasi anjing liar telah dikerahkan dengan sterilisasi massal sebagai pendekatan utama. Animal Defenders Indonesia, merupakan salah satu organisasi hewan di Indonesia yang telah menjadi pionir penanganan program sterilisasi dan penyelamatan anjing liar bersama pemerintah setempat.
Doni Herdaru Tona, selaku Founder menjelaskan bahwa aktivitas utama organisasi ini berfokus pada empat pilar: Rescue, Rehab, Rehome, dan Educate. Seperti organisasi lainnya, Animal Defenders Indonesia sangat mengandalkan dukungan dari teman-teman pecinta anjing untuk mendukung operasional shelter dalam menerima dan merawat anjing-anjing terlantar.
"Kami berusaha mencapai kemandirian finansial dengan berbagai usaha, mulai dari produksi dan penjualan makanan hewan yang kami olah sendiri hingga menyediakan layanan grooming dan perawatan hewan peliharaan lainnya. Namun, tanpa bantuan dari teman-teman lainnya kami sadar, kami masih sangat jauh untuk mencapai (kemandirian finansial) itu," ungkapnya, Rabu (25/10/2023), dikutip dari siaran pers.
Baca Juga
-
Mau Cari Jodoh Jalur Restu Teman? Coba Pakai Tinder Makcomblang
-
9 Tanda Pria Aquarius Jatuh Cinta, Bukan Tipe Zodiak Blak-blakan
-
7 Cara Mencintai Diri Sendiri, Jangan Takut Katakan Tidak!
-
5 Tips Makeup untuk Kulit Kering, Hindari Produk Matte Finish
-
Resep Bomboloni, Begini Cara Bikin Donat Empuk Isi Aneka Selai
Di sisi lain, seperti kita tahu di kalangan masyarakat Indonesia kata "anjing" bukanlah sesuatu yang asing. Bahkan, seringkali kata tersebut digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk mengungkapkan emosi atau ekspresi.
Menurut data yang ditemukan dari Brandwatch periode 2023, kata "anjing" telah disebutkan lebih dari 70 ribu kali di X dari bulan Januari hingga September 2023. Bayangkan apa yang bisa kita capai jika kita dapat memanfaatkan situasi ini untuk membantu anjing-anjing yang membutuhkan.
The Dog Copyrights lahir sebagai inisiatif yang membantu kelanjutan operasional shelter dalam menyelamatkan anjing-anjing liar. Dengan mencoba mengubah kebiasaan manusia menggunakan kata "anjing" dalam postingan mereka di X, The Dog Copyrights akan melacak dan memberi sanksi denda kepada user yang memakai kata "anjing" dan kata turunannya.
Mengaitkan sebuah misi penegakan hak cipta kata "anjing", demi menolong para anjing. Dana yang terkumpul akan diteruskan langsung ke Animal Defenders Indonesia untuk mendukung operasional mereka dalam mengadakan program vaksinasi, sterilisasi massal, dan perawatan anjing terlantar. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengontrol populasi agar penyebaran rabies dapat ditekan.
Dengan adanya The Dog Copyrights, harapannya bukan hanya Animal Defenders Indonesia yang akan memiliki sumber pendanaan berkelanjutan, tapi juga shelter-shelter dari organisasi hewan lain. Tentu, sambil memperluas area pelacakan ke platform media sosial lainnya juga.
"Saya melihat ini sebagai antitesis dari stigma masyarakat terhadap anjing. Ngomong 'anjing' sekarang tidak lagi bermakna negatif (makian), tapi justru bisa berbuah positif karena membantu sesama makhluk hidup yang membutuhkan pertolongan," kata Doni Herdaru.
Terkini
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat