Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Sebuah hubungan dibangun atas dasar rasa cinta dan kasih sayang. Namun, dua hal tersebut tidak bisa menjadi patokan mutlak untukmu bertahan di dalam toxic relationship.
Sebagian besar pasangan tidak sadar bahwa mereka berada dalam sebuah hubungan yang beracun. Lantas, apa itu toxic relationship?
Toxic relationship merupakah fase dalam hubungan yang sudah tidak sehat. Ini karena ada pihak yang merasa kurang dimengerti dan kurang mendapat dukungan atau bahkan terhina.
Tujuan menjalin hubungan asmara adalah saling memberikan dukungan dan kasih sayang. Kamu berharap bisa menjadikan pasangan sebagai tempat untuk bersandar di kala suka maupun duka. Akan tetapi, apabila beberapa hal tersebut tidak bisa dipenuhi, akan melahirkan hubungan yang tidak sehat.
Baca Juga
-
Korban KDRT Sulit Lepas dari Jerat Pelaku, Waspadai 4 Fase Siklus Kekerasan
-
Hasrat Bercinta Pasutri Jomplang Banget? Ini Solusinya
-
Hindari KDRT, Ketahui Tanda Pria Kasar yang Bisa Diamati sebelum Menikah
-
7 Cara Mengatasi Sakit Hati Cinta Ditolak, Jangan Nekat Aneh-Aneh!
-
Apa Itu Hopeless Romantic? Ketahui 5 Tanda Kamu Mengalaminya
Hubungan yang tidak sehat salah satunya dapat ditunjukan dengan perilaku posesif pasangan. Namun, tanda bahaya itu seringkali sulit dideteksi karena kerap dianggap sebagai bentuk rasa kasih sayang. Padahal, cinta tidak harus posesif.
Perilaku posesif dilakukan untuk mengendalikan, mengekang dan mengindikasikan rasa tidak percaya pada pasangan. Di sisi lain, rasa kasih sayang justru memberikan ruang bagi pasangan untuk bisa meningkatkan kapasitas dirinya.
Contohnya, saat kamu hendak melanjutkan studi di luar kota, kasih sayang ditunjukkan pasangan adalah memberikan dukungan penuh untukmu.
Namun, pasangan posesif malah akan melarangmu pergi atau tidak percaya padamu jika harus menjalani hubungan jarak jauh. Akibatnya, pasangan membuatmu sulit berkembang.
Sikap posesif pasangan bisa menjadi penghalang dalam upayamu untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Tak ada salahnya mempertimbangkan kembali apakah hubungan tersebut layak dipertahankan atau tidak.
Jika memilih untuk tetap bertahan dalam hubungan tidak sehat, kamu harus bersiap mendapatkan rasa jengkel, marah, sedih dan kecewa yang mungkin tidak ada habisnya.
Rasa cinta dan kasih sayang tidak bisa menjadi patokan mutlak untuk bertahan dalam toxic relationship. Kamu pantas mendapatkan seseorang yang lebih layak menerima kasih sayang tulusmu itu.
Jangan sampai waktu dan berbagai kesempatan emas yang datang terlewatkan begitu saja gara-gara kamu terjebak toxic relationship.
Terkini
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Angkat Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?