Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Kasus kekerasan dalam pacaran yang dialami Rinoa Aurora oleh Leon Dozan tengah disorot publik. Banyak warganet salut dengan keberanian Rinoa Aurora untuk buka suara dan ramai-ramai memberikan dukungan moral.
Psikolog dari Ohana Space, Annisa Mega Radyani., M. Psi., mengungkapkan sejulmah hal yang harus dilakukan korban kekerasan seperti Rinoa Aurora.
1. Ketahui bentuk kekerasan
Sangat penting bagi korban untuk mengetahui dan memahami berbagai bentuk kekerasan yang bukan hanya fisik, tetapi juga psikologis.
Baca Juga
-
5 Tips Hidup Sehat ala Taylor Swift, Jangan Lupa Santai-Santai saat Weekend
-
Apa Itu Sigma Female? Si Karismatik yang Menyukai Kebebasan
-
Pentingnya Effort dalam Hubungan Asmara, Simak 8 Tips untuk Melakukannya
-
5 Manfaat Buah Duku untuk Kesehatan, Ternyata Kaya Antioksidan
-
Kafe Ini Sajikan Roti dan Pastry Fresh Setiap Hari, Ada Promo Menarik di Akhir Bulan
"Penting banget paham kalau kekerasan bentuknya tidak hanya fisik, tetapi juga verbal. Karena seringkali orang merasa bahwa kekerasan verbal bukan kekerasan, padahal bisa banyak banget bentuknya. Bahkan, verbal juga bisa dalam bentuk emosional," ujar Annisa, dikutip dari Suara.com.
2. Diskusi ke orang terdekat
Korban juga disarankan segera menghubungi orang-orang terdekat. Annisa menjelaskan, korban biasanya tidak sadar atau menolak kenyataan bahwa dirinya berada di lingkup kekerasan. Padahal, hal itu bisa berdampak buruk untuknya.
"Kalau merasa, 'Aduh, kayaknya gue enggak boleh ngomong ke orang lain, soalnya orang lain merasa ini salah'. Kalau ada pikiran gitu, sadari kalau kita sudah dalam lingkup kekerasan. Karena orang yang sudah dalam lingkup kekerasan itu nggak sadar atau nggak mau sadar dia dalam lingkaran kekerasan," terangnya.
3. Jaga jarak
Korban juga sangat disarankan untuk menjaga jarak dari pelaku kekerasan. Cari tempat yang aman. Jangan sampai kekerasan terus berlanjut karena korban dan pelaku terus bertemu.
4. Kumpulkan bukti kekerasan
Katakan pada pasangan bahwa apa yang dia lakukan termasuk kekerasan. Jika hasilnya nihil atau bahkan semakin parah, cobalah kumpulkan bukti kekerasan untuk tindakan lebih lanjut.
"Misalnya merekam untuk menunjukkan kekerasan yang dimiliki, atau misalnya kalau fisik, tentunya foto diri sebagai bukti sehingga mau memperkarakan atau meminta tanggung jawab itu ada buktinya, dan sebisa mungkin putus," tegas Annisa.
5. Minta bantuan profesional
Sang psikolog juga menyarankan korban untuk mengunjungi profesional. Ini karena apa yang dialami korban jelas bukan hal mudah sehingga sangat wajar jika sampai membutuhkan bantuan dari profesional.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri