Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Anak muda memiliki peran strategis dalam pencapaian target zero waste, zero emission. Bagaimana animo mereka terhadap zero waste movement?
Zero waste adalah konsep yang mengajak kita untuk menggunakan produk sekali pakai dengan lebih bijak untuk mengurangi jumlah dan dampak buruk dari sampah. Sedangkan, zero emission atau nol emisi karbon adalah kondisi saat jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap oleh bumi.
Jakpat melakukan survei yang melibatkan 990 generasi muda untuk mengetahui perspektif dan implementasi mereka terhadap zero waste movement. Survei yang terdiri dari Gen Z (40%) dan milenial (60%) ini menunjukkan pemahaman mereka terhadap konsep zero waste, alasan-alasan yang mendasari mereka menerapkannya, keuntungan yang mereka rasakan, hingga kesulitan apa saja yang dihadapi saat mereka melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil survei menyatakan 78% generasi muda tertarik untuk melakukan zero waste. Bahkan, 16% responden sudah melakukannya meski kebanyakan mengaku baru kurang dari setahun.
Baca Juga
-
Jaga Kulit dari Sinar Matahari, Simak 3 Zat yang Harus Ada saat Memilih Tabir Surya
-
Potret Simple Azizah Salsha saat Main di Sawah, Harganya Tembus Ratusan Juta!
-
Tips Membuat Smoothies yang Sehat Tanpa Memberi Campuran Gula
-
Tes Kepribadian: Jenis Kunci Layar Ponsel Bisa Ungkap Sifat dan Perilakumu
-
Bak Cewek ABG, Intip Potret Natasha Rizki Tenteng Tas Rp83,7 Juta!
Gen Z dan milenial tampaknya menyadari pentingnya mengimplementasikan zero waste movement. Sebesar 94% responden mengaku ingin turut menjaga dan melestarikan bumi dengan mengurangi sampah, diikuti alasan menyelamatkan bumi dan bekal generasi mendatang sebesar 48%.
Selain itu, tertarik dengan produk eco-friendly (22%), lingkungan menerapkannya (14%), terpapar berita lingkungan (11%), hingga terinspirasi influencer (6%) menjadi alasan generasi muda tertarik untuk menerapkan zero waste.
Berdasarkan hasil survei tersebut, Head of Research Jakpat, Aska Primardi menilai bahwa mayoritas generasi muda sebenarnya sudah sadar tentang pentingnya isu zero waste. Sayangnya, hanya sebagian kecil dari mereka yang sudah menerapkan aktivitas ini.
Belajar dari sekelompok generasi muda yang sudah menerapkannya, terlihat bahwa salah satu alasan populernya adalah tren dari lingkungan sekitar yang sudah menerapkannya, dan juga inisiatif mengikuti apa yang dilakukan oleh teman.
"Oleh karena itu, gerakan ini sejatinya tidak cukup hanya dengan menyebarkan informasi tentang pentingnya zero waste, tetapi harus diikuti juga dengan adanya program dari pihak terkait untuk memfasilitasi aktivitas zero waste mereka, ataupun yang paling ekstrem adalah hukuman/denda jika mereka tidak bisa melakukan hal ini," jelas Aska, dikutip dari siaran pers yang diterima Dewiku.com.
Menggunakan tote bag saat berbelanja (55%), lalu menggunakan tumbler (55%), dan mengurangi penggunaan plastik (54%), menjadi tiga teratas bentuk implementasi zero waste yang responden lakukan.
Penerapannya juga melingkupi berbelanja sesuai kebutuhan saja (49%), menggunakan tempat makan sendiri saat membeli makanan (46%), hingga penggunaan produk eco-friendly (15%).
Sayangnya, diaku masih sulit menemukan waste bank terdekat menjadi kesulitan terbesar yang dirasakan. Waste bank sendiri merupakan fasilitas atau program di mana seseorang dapat menyetorkan sampah daur ulang seperti kertas, plastik, gelas dan lainnya yang akan ditukarkan dengan rewards.
Terkini
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Anak Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?