Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Hari Ibu di Indonesia diperingati pada 22 Desember. Sejarah Hari Ibu di Indonesia berkaitan dengan gerakan perempuan di tahun 1928 lalu.
Dilansir dari laman KOWANI, pada 28 Oktober 1928, Kongres Pemoeda mengucapkan Sumpah Persatuan dan Kesatuan yang kemudian menjadi cikal bakal semangat pergerakan wanita Indonesia.
Langkah signifikan berikutnya adalah penyelenggaraan Kongres Perempoean Indonesia pertama pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta. Tema yang diusung adalah menggalang persatuan antara organisasi wanita yang pada saat itu bergerak secara independen.
Kongres itu menandai terbentuknya badan federasi organisasi wanita mandiri yang diberi nama "Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia" (PPPI).
Baca Juga
-
5 Cara Meningkatkan Percaya Diri, Berani Tampil Apa Adanya
-
5 Manfaat Hidup Hemat, Bukan Cuma Bikin Keuangan Stabil
-
Nggak Cuma Raih Peluang Bisnis, Peserta juga Bisa Ketemu Jodoh di Single Chinese Gathering 2023
-
Optimalkan Pemasaran Digital UMKM Perikanan, Ini Langkah yang Bisa Dilakukan
-
Kopi Kenangan Gaet Paper.id, Ini Gebrakannya
PPPI mengalami perubahan nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Isteri Indonesia (PPII) pada 1929, lalu berubah lagi menjadi Kongres Perempoean Indonesia di tahun 1935. Tahun 1946, organisasi ini berganti nama menjadi Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) hingga sekarang.
Lalu, sejak kapan 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia?
Tanggal 22 Desember yang menjadi tonggak sejarah pergerakan wanita Indonesia diputuskan sebagai "Hari Ibu" dalam Keputusan Kongres Perempoean Indonesia III tahun 1938 di Bandung. Hal itu lalu didukung Keputusan Presiden RI No. 316 tanggal 16 Desember 1959 yang mana menjadikannya sebagai Hari Nasional walau bukan hari libur.
Dalam perjalanannya, KOWANI sudah mengalami transformasi dan perkembangan secara signifikan. Lewat banyaknya kongres yang diadakan sejak tahun 1928, KOWANI aktif mengangkat isu-isu penting seperti pendidikan, sosial budaya, ekonomi, tenaga kerja, dan politik.
KOWANI juga telah meneguhkan visi dan misi secara tertulis sebagai upaya mempertahankan semangat, tujuan pokok, dan tugas utama yang dicetuskan oleh Kongres Perempoean Indonesia pertama.
KOWANI kini punya program-program penting di berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, supremasi hukum dan konstitusi, kesejahteraan rakyat, harkat dan martabat bangsa, lingkungan hidup, hak asasi manusia (HAM), serta kesetaraan dan keadilan gender.
Terkini
- Ide Merayakan Valentine Bersama Orang Terkasih, Dinner Romantis Bisa Jadi Pilihan
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Angkat Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender