Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Penting mengetahui beberapa ciri perusahaan yang memerhatikan kesetaraan gender saat bekerja. Calon pekerja bisa mengajukan pertanyaan yang relevan saat wawancara kerja.
People & Culture Director PT HM Sampoerna Tbk, Ripy Mangkoesoebroto mengatakan, terdapat beberapa pertanyaan yang sebaiknya diajukan calon pekerja, khususnya perempuan kepada HRD atau perekrut sebelum akhirnya memuutuskan untuk menerima pekerjaan.
"Saran saya, sekarang di internet informasi itu udah terbuka. Kalau mau interview, pertama-tama Google dulu, deh. Perusahaan ada kasus atau nggak, yang terkait sama pembedaan, diskriminasi nggaknya perempuan, buat kaum difabel, ada berita bagusnya atau nggak," ujarnya, dilansir dari Suara.com.
Menurut Ripy, calon pekerja perempuan sebaiknya jangan ragu bertanya soal kesetaraan hak dan work life balance kepada pihak penerima kerja. Jika calon perusahaan itu baik dan berkualitas, mereka tak bakal menganggapnya sebagai pertanyaan tendensius atau bentuk perlawanan.
Baca Juga
Berikut sejumlah rekomendasi pertanyaan untuk HRD saat wawancara kerja yang disarankan Ripy. Apa saja?
1. Berapa jumlah pekerja perempuan di perusahaan tersebut?
Bukan sekedar punya banyak pekerja perempuan, coba tanyakan berapa banyak petinggi perusahaan yang berjenis kelamin perempuan. Menurut Ripy, jika perbandingan gender petinggi perusahaan seimbang, ini jadi tanda positif adanya work life balance dan kesetaraan hak di tempat bekerja tersebut.
"Di sini direktur antara lelaki dan perempuan, berapa banyak, Pak, yang perempuan? Kalau kita lihat, di perusahaan saya itu manajer up di atas 40 persen perempuan. Itu udah pertanda direktur dan senior manajer ternyata banyak yang perempuan," kata Ripy.
2. Jangan tanyakan hal yang menjurus
Di sisi lain, Ripy melarang calon pekerja terlalu to the point atau menjurus, misal bertanya soal ruang laktasi atau cuti melahirkan dan menyusui. Ini karena ada aturan yang memang wajib diterapkan perusahaan, sedangkan jika tidak akan mendapat sanksi.
"Jadi jangan, 'Bapak sedia ruang laktasi nggak?' Soalnya kalau itu kewajiban. Kalau kewajiban, dia pasti akan bilang iya. Kalau nggak, dia bisa kena hukum. Tanya aja simbol-simbolnya," papar Ripy.
3. Tanyakan peluang naik jabatan
Tak ada salahnya jika calon pekerja perempuan bertanya tentang peluang dan program khusus untuk pengembangan diri. Cari tahu apakah perusahaan yang membuka peluang dinas ke luar negeri hingga adanya peluang naik jabatan menjadi manajer atau bahkan CEO perusahaan.
"Terus bisa tanya kalau benefitnya perempuan seperti apa. Ini karena ada beberapa perusahaan yang masih membedakan antara pekerja perempuan dan lelaki, termasuk perempuan dianggap single, dan lelaki berkeluarga boleh. Boleh ditanya, 'Jika sudah berkeluarga atau akan berkeluarga, bagaimana dengan hak-hak saya?'," tandas Ripy.
Terkini
- Stop Self-Talk Negatif! Ini Cara Membangun Self-Respect di Era Digital
- Merasa Kecil di Dunia yang Besar: Menggali Akar Inferiority Complex
- Resah Driver Ojol Perempuan: Ada Ketidakadilan Mengintai di Setiap Kilometer
- Fake It Till You Make It: Boleh Dicoba, Asal Jangan Kebablasan, Girls!
- Fatphobia Bukan Sekadar Masalah Berat Badan, Tapi Diskriminasi!
- Self Care Bukan Egois, Tapi Hak Setiap Perempuan untuk Sejahtera
- Pap Smear: Deteksi Dini Kanker Serviks, Selamatkan Nyawa Perempuan
- Mengenal Sunday Scaries, Rasa Cemas yang Timbul di Hari Minggu
- Alasan Mengapa Maret jadi Bulan Perempuan
- Tren Kabur Aja Dulu: Antara Impian dan Realita, Sejauh Mana Keseriusannya?
Berita Terkait
-
Paras Cantik Indonesia Kembali Inspirasi Perempuan Indonesia Lewat Episode Terbaru
-
Perempuan di Jabatan Manajemen Senior Semakin Sedikit, Apa Masalahnya?
-
Studi Klinis Ini Tunjukkan Efikasi Suplementasi Zat Besi pada Perempuan Pengidap Anemia Defisiensi Zat Besi
-
5 Zodiak Perempuan Ini Terkenal Sangat Dominan, Jangan Bikin Masalah dengan Mereka