Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Batuk bisa menjadi kondisi yang tidak bisa disepelekan, terlebih jika berlangsung lebih dari dua minggu atau terdapat gejala tambahan seperti kesulitan bernapas. Bagaimana cara yang tepat untuk mengatasinya?
Batuk merupakan refleks alami yang berfungsi membersihkan tenggorokan dari lendir atau iritan asing. Menurut perkiraan, batuk adalah gejala medis paling umum. Terkadang batuk berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dari lendir, serta ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan batuk lebih sering terjadi.
Tak jarang refleks batuk terjadi karena hal sepele, dari mulai tenggorokan gatal, makanan yang menyangkut di kerongkongan, sampai ketika kita minum atau berbicara terlalu cepat. Namun, selain tercetus dari kejadian yang tampak sepele, batuk juga bisa jadi gejala penyakit yang lebih serius. Bahkan, ada pula batik yang dipengaruhi faktos psikis, seperti rasa cemas, stres, dan kondisi emosional tertentu.
Baca Juga
"Sudah pernah diperiksa rontgen, ketika dilihat, dokter mengatakan tidak apa-apa," tutur Dustin.
Terkait apa yang dialami Dustin Tiffani, Kepala instalasi gawat darurat (IGD) RS Prikasih, dr. Gia Pratama sempat membikin konten media sosial. Menurutnya, mungkin itu merupakan batuk karena kebiasaan yang terpicu dari reaksi tubuh terhadap stres berulang.
"Batuk psikis terjadi karena stres, cemas, atau dipicu kondisi emosional tertentu. Batuk ini menyebabkan otot-otot di saluran nafas jadi lebih sensitif dan mudah iritasi," ujarnya, dilansir dari siaran pers yang diterima Dewiku.com, Jumat (12/7/2024) lalu.
Dokter spesialis penyakit dalam di RS St. Elisabeth Bekasi, dr. Patriotika Ismail, Sp.PD, menambahkan bahwa batuk yang berlangsung lama dan tak kunjung sembuh, biasanya merupakan gejala dari masalah kesehatan tertentu. Lebih dari sebab faktor psikis, umumnya batuk dapat disebabkan faktor lingkungan sekitar.
"Paparan polusi, asap rokok, udara dingin, bisa menyebabkan rasa gatal di tenggorokan dan batuk. Apalagi di musim pancaroba seperti sekarang, batuk dapat berasal infeksi virus pada saluran pernapasan, yang biasa dikenal dengan batuk pilek. Pemicunya bisa berasal dari aktivitas di tempat umum, karena daya tahan tubuh menurun dan suhu udara yang dingin," terangnya.
Sebagian besar jenis batuk bisa diredakan dengan obat over-the counter (OTC) yang dijual bebas. Obat batuk OTC dapatdibeli tanpa resep dokter dan mudah ditemukan di gerai minimarket sampai warung terdekat.
Sementara itu, dokter medis PT Bintang Toedjoe, dr. Elizabeth Angelina menjelaskan, swamedikasi memang bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat batuk OTC, tetapi tetap harus memperhatikan dosis anjuran.
"Formulasi kandungan obat batuk OTC memang dibuat untuk meredakan batuk berdahak maupun kering, dengan mengencerkan cairan dalam batuk berdahak, melawan virus, serta menahan reflek ketika batuk. Konsumsi obat yang direkomendasi yakni 3 kali sehari, 1 sampai 2 sachet untuk dosis orang dewasa," kata dr. Elizabeth Angelina menerangkan.
Tag
Terkini
- Sextortion dan Sexploitation: Ketika Privasi Jadi Senjata Pemerasan di Era Digital
- Wifey Material: Ketika Perempuan Dituntut Jadi 'Istri Idaman'
- Nyaman dengan Diri Sendiri Berawal dari Perawatan Tepat Area Kewanitan
- Main Character Syndrome, Ketika Perempuan Merasa Jadi Pusat Semesta
- Go & Glow Fun Run 2025: Tetap Bugar dan Glowing dengan Aktivitas Seru
- Hot Girl Walk: Ketika Perempuan Jadi Lebih Bahagia Cuma Modal Jalan Kaki
- Self Gifting: Bukan Boros, Tapi Bentuk Apresiasi pada Diri Sendiri
- Lebih dari Sekadar Musik, Ada Pesan Pemberdayaan Perempuan dari JENNIE Lewat Album Ruby
- Cyberstalking Merusak Mental dan Fisik: Bagaimana Perempuan Bisa Melindungi Diri Mereka?
- Rahasia Tangguh: Kuasai Self-Compassion untuk Kesehatan Mental