Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Di media sosial, kita seringkali disuguhkan dengan berbagai macam konten, termasuk pameran pencapaian. Namun, ada satu fenomena menarik yang patut diwaspadai, yaitu humblebragging.
Ya, cara orang untuk memamerkan pencapaiannya kini sangatlah beragam. Dan seringkali, pamer kini tidak lagi diperlihatkan secara terang-terangan. Banyak orang menyelipkan kesombongan dengan omongan yang merendah atau biasa kita kenal dengan istilah “merendah untuk meroket”. Dan perilaku ini diistilahkan dengan humblebragging.
Apa Itu Humblebragging?
Istilah humblebragging pertama kali dipopulerkan oleh penulis komedi Harris Wittels. Secara sederhana, humblebragging adalah cara terselubung untuk membanggakan diri, seolah-olah kita sedang merendah atau mengeluh.
Baca Juga
-
Fenomena Sadfishing, Tren Pamer Air Mata di Media Sosial
-
Mengupas Ketidakadilan Kelas dan Gender dalam Drakor The Tale of Lady Ok
-
Hidup Penuh Kejutan, Perlindungan Finansial untuk Keluarga Harus Jadi Prioritas
-
TBM jadi Oase di Kolong Jembatan, Bukti Literasi Bisa Tumbuh di Mana Saja
-
Love Scam Gara-Gara AI, Semakin Sulit Membedakan Antara Cinta yang Tulus dan Penipuan
-
Di Balik Aroma Parfum, Ada Pesan Tak Terucap Tentang Diri Anda
Fenomena ini belakangan semakin marak di era media sosial. Tujuan mereka melakukan humblebragging adalah untuk mendapatkan pujian dan validasi dari orang lain, tapi tetap terkesan rendah hati.
"Aduh, aku benci banget kalau orang salah mengenaliku sebagai artis terkenal. Jadi susah deh jalan-jalan santai."
"Kenapa ya, aku nggak pernah bisa masak makanan yang jelek? Padahal cuma ikutin resep biasa aja."
"Baru juga lulus, udah bingung milih tawaran kerja dari perusahaan-perusahaan besar. Pusing deh!"
Sekilas, kalimat-kalimat ini mungkin terdengar seperti keluhan atau pernyataan rendah hati. Namun, jika diperhatikan lebih seksama, tersembunyi niat untuk memamerkan popularitas, bakat, atau pencapaian.
Menurut Psychology Today, humblebragging adalah strategi untuk meningkatkan citra diri di mata orang lain. Kita semua memiliki kebutuhan untuk diakui dan dihargai.
Humblebragging adalah cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut tanpa terlihat terlalu agresif atau sombong.
Selain itu, beberapa orang mungkin menggunakan humblebragging sebagai cara untuk mencari perhatian, membangun rasa percaya diri dengan mendapatkan validasi dari orang lain, dan menghindari rasa bersalah jika membanggakan diri secara langsung.
Mengapa Humblebragging Sering Gagal?
Meskipun tujuannya mungkin baik, penelitian menunjukkan bahwa humblebragging seringkali tidak efektif dan bahkan kontraproduktif.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology menemukan bahwa orang cenderung memandang humblebraggers sebagai orang yang tidak tulus, kurang kompeten, dan kurang disukai dibandingkan dengan orang yang membanggakan diri secara langsung atau hanya mengeluh.
Alternatif yang Lebih Baik
Lalu, bagaimana cara terbaik untuk membagikan pencapaian tanpa terkesan sombong? Kuncinya adalah kejujuran dan ketulusan. Alih-alih menyembunyikan kebanggaan, bicaralah secara terbuka tentang pencapaian Anda.
Humblebragging mungkin tampak seperti cara yang cerdas untuk memamerkan diri tanpa terkesan sombong. Namun, penelitian menunjukkan bahwa taktik ini seringkali menjadi bumerang.
Dengan bersikap jujur, tulus, dan rendah hati, Anda dapat membagikan pencapaian Anda tanpa membuat orang lain merasa jengkel atau tidak nyaman.
(Nurul Lutfia)
Terkini
- 1001 Nights of Ramadan Sedayu, Tawarkan Menu Iftar dari Berbagai Negara
- Lipstick Effect: Fenomena Aneh yang Bikin Orang Tetap Belanja di Tengah Krisis
- Mengenal Sosok Sherly Tjoanda: Minta Doa Restu dari Mendiang Suami Sebelum Dilantik Jadi Gubernur Maluku Utara
- Mengenal Fafo Parenting, Gaya Pengasuhan yang Lagi Viral: Apa Kata Ahli?
- Adakah Dampak Cancel Culture dalam Tragedi Kematian Kim Sae Ron?
- Fenomena Sadfishing, Tren Pamer Air Mata di Media Sosial
- Mengupas Ketidakadilan Kelas dan Gender dalam Drakor The Tale of Lady Ok
- Hidup Penuh Kejutan, Perlindungan Finansial untuk Keluarga Harus Jadi Prioritas
- TBM jadi Oase di Kolong Jembatan, Bukti Literasi Bisa Tumbuh di Mana Saja
- Love Scam Gara-Gara AI, Semakin Sulit Membedakan Antara Cinta yang Tulus dan Penipuan