
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang sebenarnya membuat orang bahagia? Apakah hanya tentang memiliki banyak uang dan barang mewah?
Ternyata, ada bidang studi yang mencoba menjawab pertanyaan ini secara ilmiah, yaitu Happiness Economic.
Apa Itu Happiness Economic?
Menurut Investopedia, Happiness Economic adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari hubungan antara kepuasan hidup seseorang dengan faktor-faktor ekonomi, seperti pekerjaan, pendapatan, kekayaan, dan kondisi ekonomi suatu negara.
Baca Juga
-
Dukungan Keluarga, Harapan Bagi Masa Depan Anak yang Berhadapan dengan Hukum
-
Balik Tren FOMO Jadi JOMO: Menikmati Hidup Tanpa Takut Ketinggalan Tren
-
Gemasnya Carmen Hearts2Hearts Lakukan 'Bow' Khas Orang Indonesia di Panggung Korea
-
Radiance Ramadan: Taste of Paradise, Petualangan Cita Rasa di BWH Hotels Indonesia
-
Efek Domino Begadang Mengintai Diam-Diam: Penuaan Dini Hingga Ancaman Kesehatan Mental
-
Self-Sabotage: Saat Diri Sendiri Jadi Penghambat Kesuksesan
Pekerjaan dapat mempengaruhi kebahagiaan seseorang, tergantung pada apakah pekerjaan tersebut memberikan rasa dihargai dan tujuan yang jelas. Pendapatan juga menjadi faktor penting, karena penghasilan yang cukup dapat memenuhi kebutuhan dasar dan memberikan kenyamanan dalam hidup.
Selain itu, kekayaan dalam bentuk tabungan dan investasi dapat memberikan rasa aman di masa depan. Kondisi ekonomi negara juga berperan dalam kebahagiaan, karena situasi ekonomi yang stabil memungkinkan masyarakat hidup dengan lebih tenang.
Berbeda dengan ekonomi konvensional yang hanya fokus pada angka seperti pendapatan dan konsumsi, Happiness Economic mencoba mengukur kebahagiaan secara langsung melalui survei dan kuesioner yang menanyakan tingkat kepuasan hidup seseorang.
Bagaimana Cara Mengukur Kebahagiaan?
Para ahli menggunakan berbagai metode untuk mengukur kebahagiaan. Salah satunya adalah survei kepuasan hidup, di mana orang diminta untuk menilai seberapa puas mereka dengan hidup mereka secara keseluruhan dalam skala tertentu.
Beberapa peneliti juga menggunakan ukuran emosi, yaitu dengan mengukur frekuensi perasaan positif dan negatif yang dialami seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kesehatan, baik fisik maupun mental, adalah faktor utama yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang. Selain itu, hubungan sosial yang baik dengan keluarga, teman, dan komunitas juga dapat meningkatkan kebahagiaan.
Meskipun uang bukan satu-satunya faktor yang menentukan kebahagiaan, pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar dan hidup dengan nyaman tetap menjadi aspek penting dalam kehidupan manusia.
Happiness Economics mengajarkan kita bahwa kebahagiaan manusia tidak hanya ditentukan oleh kekayaan materi. Meskipun pendapatan penting, faktor-faktor seperti kesehatan, hubungan sosial, dan kepuasan dalam pekerjaan memainkan peran yang sama pentingnya.
Pemahaman ini mendorong kita untuk mengevaluasi kembali definisi kesuksesan dan membuat kebijakan yang memperhatikan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya pertumbuhan ekonomi.
Pada akhirnya, harus diakui bahwa uang memang dapat memberikan kontribusi pada kebahagiaan, terutama dalam memenuhi kebutuhan dasar. Namun, kebahagiaan sejati tidak hanya ditentukan oleh faktor materi. Faktor-faktor non-materi seperti hubungan sosial, kesehatan, dan makna hidup juga memiliki peran penting. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki pandangan yang seimbang tentang uang dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup.
(Nurul Lutfia)
Terkini
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah
- Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?
- Koneksi Bukan Kompetisi: The Real Power of Women Supporting Women
- Kapan Nikah? Nggak Perlu Baper, Ini Cara Elegan Hadapi Pertanyaan Sensitif
- Tips Psikologis Jalani Idulfitri Lebih Tenang dan Bermakna
- CEO Muda Perempuan: Lebih dari Sekadar Tren, Ini Realitas Baru Dunia Bisnis
- Keharuman Nostalgia Lebaran, 'Mencicipi' Aroma Nastar dari Sebotol Parfum