
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Dalam rangka memperingati Hari Kartini, rumah produksi Askara mempersembahkan Musikal untuk Perempuan yaitu sebuah pertunjukan yang mengangkat kisah tiga perempuan lewat lagu-lagu dari Kunto Aji dan Nadin Amizah.
Pertunjukan ini bukan hanya bertujuan untuk menghibur, tetapi juga ingin menyuarakan pesan penting tentang jati diri dan kebebasan berpikir bagi perempuan.
Di tengah dominasi cerita-cerita perempuan yang sering terjebak dalam stereotip drama cinta, konflik rumah tangga, atau persaingan antar perempuan, Musikal untuk Perempuan hadir sebagai angin segar memberikan getaran baru dalam isu perempuan.
“Musikal ini adalah bentuk cinta kami untuk perempuan. Kami ingin perempuan merasa cukup hanya dengan menjadi dirinya sendiri,” ujar Adinda Nidya Cakra, CEO Askara sekaligus produser pertunjukan ini pada Press Conference, 11 April 2025. Ia menjelaskan bahwa tekanan sosial yang terus-menerus dialami perempuan harus kurus, cantik, sukses, cerdas, dan sebagainya sering kali membuat mereka lupa bahwa menjadi perempuan saja sudah merupakan tantangan besar yang patut dihargai.
Baca Juga
-
Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?
-
Koneksi Bukan Kompetisi: The Real Power of Women Supporting Women
-
CEO Muda Perempuan: Lebih dari Sekadar Tren, Ini Realitas Baru Dunia Bisnis
-
Resting Nice Face: Topeng Senyum yang Menyembunyikan Luka Emosional Perempuan
-
Tren Work-Life Balance di Kalangan Cewek Karier, Emang Bisa?
Lewat musikal ini, Adinda ingin menyampaikan bahwa perempuan tidak harus menjadi versi ideal yang ditentukan oleh standar sosial. Cukup menjadi diri sendiri dan berani menghadapi kehidupan sudah merupakan bentuk keberanian tersendiri.
“Kami percaya perempuan harus berani untuk merdeka. Merdeka dari pikiran-pikiran negatif, dari ekspektasi orang lain, dan dari tekanan untuk selalu sempurna,” tambahnya.
Dipilihnya lagu-lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah pun sangat dipertimbangkan. Hal tersebut karena karya mereka dikenal memiliki kekuatan naratif yang dalam dan menyentuh, serta tingkat emosional yang besar bagi pendengar muda.
Disutradarai oleh Lizzie Chan dan ditulis bersama Ajeng Sharfina, Musikal Perempuan mengangkat kisah tiga perempuan yang sangat berbeda namun saling terhubung lewat pengalaman dan dukungan satu sama lain.
Ada Diandra yang kuat dan pemberani, Lintang yang tertutup dan bergulat dengan realita pernikahannya, serta Namira yang selalu ceria dan sangat peduli dengan penampilan.
Kisah mereka berputar di sebuah coffee shop milik Jeki Cen, seorang barista yang dikenal sebagai pendengar yang baik. Di sinilah ruang aman tercipta, tempat perempuan bisa menjadi diri sendiri, bercerita, tertawa, menangis, tanpa takut dihakimi.
“Cerita ini terinspirasi dari obrolan-obrolan perempuan sehari-hari. Dari tongkrongan, dari gosip, dari kebiasaan kita yang sebenarnya sangat kaya makna,” kata Ajeng.
Salah satu kekuatan musikal ini adalah penggunaan bahasa tubuh sebagai medium utama penyampaian emosi. “Kami percaya 90% komunikasi berasal dari tubuh, bukan dari kata-kata. Maka, kami ingin penonton merasakan emosinya, bukan hanya mendengarnya,” jelas Lizzie.
Musikal ini juga memperlihatkan bahwa perempuan tak melulu harus bersaing satu sama lain. Justru lewat persahabatanlah, perempuan bisa saling menguatkan. Setiap karakter punya kelemahannya sendiri, tapi juga kekuatan yang bisa menjadi cahaya bagi orang lain.
Dalam hal ini, Askara juga mengundang komunitas perempuan dari berbagai latar, termasuk beberapa driver perempuan dari Gojek, untuk ikut menyaksikan rehearsal. Langkah kecil ini menunjukkan kalau mereka bukan hanya berbicara tentang inklusivitas dan representasi, tetapi juga benar-benar menjalankannya..
“Rayakan pekerjaanmu, rayakan hal kecil yang kamu lakukan. Karena hal-hal kecil itulah yang akan membuat kita besar suatu hari nanti,” ujar Ajeng Sharfina.
Melalui musikal ini, Askara ingin memberi pesan yang sederhana namun penuh kekuatan yakni Just give yourself a chance. Beri dirimu kesempatan untuk mencoba, gagal, bangkit, bersinar, dan mencintai hidup dengan segala bentuk dan warnanya. Karena pada akhirnya, menjadi perempuan bukan soal memenuhi ekspektasi orang lain, tapi tentang berani menjadi versi terbaik dari diri sendiri. (Dewiku.com/Sifra Kesia)
Terkini
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi
- Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?
- Koneksi Bukan Kompetisi: The Real Power of Women Supporting Women
- Kapan Nikah? Nggak Perlu Baper, Ini Cara Elegan Hadapi Pertanyaan Sensitif
- Tips Psikologis Jalani Idulfitri Lebih Tenang dan Bermakna
- CEO Muda Perempuan: Lebih dari Sekadar Tren, Ini Realitas Baru Dunia Bisnis