Dewiku.com - Baru rilis di bioskop pada 14 Agustus 2925, ternyata film animasi “Merah Putih One For All” yang cukup kontroversial langsung hadir dalam versi game. Menariknya, game buatan developer lokal ini punya visual yang lebih mulus dibanding filmnya.
Sejak rilis teaser, film animasi yang katanya jadi ‘kado’ perayaan kemerdekaan Indonesia ini memang sudah jadi bahan perbincangan dan menuai banyak kritik. Mulai dari cerita yang dinilai kurang solid hingga visual efek yang nggak konsisten.
Namun, di balik hujatan yang menimpa versi film, ternyata versi game justru menuai banyak pujian. Nggak heran kalau publik justru lebih antusias menjajal versi game “Merah Putih One For All” dibandingkan menonton filmnya.
Film Menuai Kritik, Game Mendapat Apresiasi
Fenomena ini cukup unik sebab biasanya adaptasi game dari film sering dianggap sekadar ‘produk sampingan’ yang kurang maksimal. Namun, kali ini justru kebalikannya, saat film dihujat justru game-nya mendapat apresiasi.
Dalam salah satu unggahan media sosial yang banyak memamerkan konten-konten lokal, game “Merah Putih One For All” part awal dibagikan. Bahkan pembuat game ini ternyata sudah membuat dalam beberapa part yang nggak kalah menarik.
Salah satunya bahkan dibuat dalam versi darksouls dengan ide proses memperebutkan bendera lewat perjuangan baku hantam yang super seru. Nggak heran kalau netizen yang mampir nontonin konten ini pun langsung acung jempol.
Saat Developer Lokal Pasang Aksi
Salah satu faktor yang membuat game ini menarik adalah fakta bahwa game ini dibuat oleh developer lokal yang diketahui bernama Livander Surya. Melalui akun Instagram pribadinya @livandergamedev, narasi awal ide game ini dibagikan.
Berawal dari keresahan melihat konsep cerita film tentang lima bocah yang nyasar ke hutan demi merebut kembali bendera Merah Putih dan resolusi animasinya yang bikin ‘termotivasi’, game ini pun dibuat dalam versi low budget.
Baca Juga
-
4 Soft Skill Wajib Anak Zaman Now, Bekal Biar Nggak Kalah di Masa Depan!
-
Presiden yang Romantis: Emmanuel Macron Pasang Badan, Gugat Influencer yang Tuduh Istri Transgender
-
Kenapa Migrain Lebih Sering Menyerang Perempuan? Ini Jawabannya
-
Hari Kesetaraan Perempuan: Sitti Yara Ajak Perempuan Nggak Takut Masuk Politik
-
Kekerasan Pada Perempuan dan Anak Bukan Kebetulan, Kurangnya Edukasi Gender Jadi Penyebab
-
Harga Tumis Kangkung Pinkan Mambo Bikin Kaget: Bisa Dapet Steak Mewah!
Livander Surya adalah seorang game developer dan content creator YouTube yang juga merupakan CEO dari Aim to Mite Studio. Dikenal dengan nama Livander Gamedev, hingga saat ini sudah beberapa game yang dibuat olehnya.
Mulai dari Preman Kota, Scarlet Kuntilanak, Hantu vs Dukun, Berandal Sekolah, sampai Mata Dukun jadi karya Livander Surya dan tim. Ia juga sering diundang menjadi narasumber dalam acara-acara terkait pengembangan game.
Dari sisi akademis, diketahui kalau Livander Surya merupakan lulusan BINUS dengan jurusan Computer Science. Berdasar informasi dari Linkedin, Livander Surya menuliskan pengalaman mengajar sebagai dosen Pengembangan Game di UI.
Respons Positif dari Netizen
Di media sosial, banyak netizen mengaku terkejut dengan kemunculan game ini, terlebih aspek kualitas yang melebihi visual animasi filmnya. Beberapa komentar bahkan memperlihatkan ketertarikan buat ikut main game ini.
“Please tell me ini bisa di mainin di konsol? Smartphone? Atau PC?,” tulis salah satu netizen penasaran.
“Lebih layak ketimbang filmnya,” timpal yang lain menyoroti gap kualitas visual game dengan film.
“Keren bang lanjutin gk sih sampe rilis di steam,” puji netizen lain.
“beta buka gudang game baru su datang,” komen yang lain dengan bahasa yang mirip di karakter filmnya.
Pelajaran dari Perbedaan Film dan Game
Fenomena filmnya dihujat tapi game-nya dipuji ini memberikan pelajaran penting. Pertama, adaptasi lintas media harus punya pendekatan berbeda. Film dan game punya karakteristik unik yang nggak bisa disajikan dengan cara yang sama.
Kedua, kualitas dan keseriusan eksekusi lebih penting daripada sekadar memanfaatkan momen. Meskipun film membawa judul yang sama, ternyata eksekusi game jauh lebih matang hingga mampu memberikan pengalaman yang memuaskan.
Terkini
- Memilih Susu Pertumbuhan Anak: Tips untuk Orang Tua Masa Kini
- Kenapa Cewek Suka Mengingat-Ingat Kesalahan Pasangan? Ini Penjelasannya
- The Club Series: Kuas MUA Sporty-Luxury yang Bikin Makeup Auto Flawless
- Quality Time Ala Keluarga Modern: Nggak Perlu Jauh, yang Penting Bermakna
- Olahraga Makin Hits, Outfit Tetap Santun: Tren Sportwear Modest yang Lagi Naik Daun
- Ketika Kehamilan Datang Tanpa Diminta: Sunyi, Stigma, dan Ruang #SamaSamaAman yang Mesti Kita Ciptakan
- Semakin Dewasa, Circle Makin Kecil: Ternyata Ini Bukan Salah Siapa-Siapa
- Akses Layanan Kesehatan Kelas Dunia, Kini Lebih Dekat untuk Keluarga Indonesia
- Seventh Anniversary, Noera Beauty Rilis Sunscreen Physical dengan Formula Baru yang Inovatif
- Regenerative Beauty: Tren Baru yang Bikin Kulit Glowing Alami Tanpa Kesan 'Diisi'