Dewiku.com - Jelang Hari Raya Idul Fitri, umat muslim melakukan banyak persiapan. Di tengah euforia menyambut Lebaran, sebaiknya tetap diimbangi dengan kewaspadaan terhadap modus penipuan.
Penipuan kerap terjadi saat korban lengah dan tidak waspada. Melansir Suara.com, ketahui lima modus penipuan yang pernah viral berikut ini.
1. Belanja Barang Murah
Daya beli masyarakat umumnya meningkat menjelang Lebaran. Hal ini dimanfaatkan oleh pelaku penipuan untuk memberi iming-iming barang dengan harga murah muriah lewat online shop.
Sayangnya, Bea Cukai mencatat penipuan online shop menjadi modus yang marak digunakan pelaku penipuan terhadap belanja dari luar negeri di tahun 2022.
Jika transaksi sudah terjadi, umumnya pelaku bakal berkelit meminta uang tambahan dengan alasan barang ditahan pihak Bea Cukai. Korban pun umumnya diancam oleh penipu yang mengaku petugas Bea Cukai untuk segera mentransfer sejumlah uang ke rekening pribadi.
Tindakan itu jelas penipuan karena Bea Cukai tak pernah meminta uang kiriman pembayaran ke nomor rekening pribadi. Pembayaran untuk penerimaan negara dilakukan menggunakan kode billing.
2. Mengganti QRIS Pembayaran
Metode pembayaran ini memang mempermudah segala transaksi, tetapi juga bisa dimanfaatkan pelaku kejahatan, yakni dengan mengganti QRIS pribadinya.
Kasus ini pernah terjadi pada Ramadan 2023 lalu. Kala itu, seorang pria terekam CCTV Masjid Nurul Iman Blok M Square Jakarta Selatan sedang mengganti QRIS beberapa kotak amal masjid dengan miliknya sendiri. Sebelum mengirimkan uang melalui QRIS, masyarakat sebaiknya benar-benar memperhatian tujuan transfer.
Baca Juga
3. Pinjol Ilegal
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kalau modus transfer dari pinjaman online (pinjol) ilegal masih terjadi. Transfer pinjol ilegal itu terjadi meski masyarakat tidak mengajukan pinjaman. Uang akan tiba-tiba masuk rekening, kemudian korban dipaksa mengendalikan dana dengan bunga yang tinggi.
Apabila memgalami hal tersebut, OJK meminta masyarakat segera melapor ke pihak bank atau perlindungan konsumen OJK. Selain itu, masyarakat juga di minta untuk tidak menggunakan uang tersebut. Sebaiknya juga mengabaikan petugas penagihan atau debt collector yang memaksa menagih uang, apabila memang merasa tida berutang.
4. Pengiriman Parcel Tak Dikenal
OJK juga mencatat risiko penipuan pengiriman parcel lewat pesan online melalui whatsApp. Pelaku biasanya bakal meminta data-data, mulai dari alamat rumah hingga kartu identitas. Modus tersebut memungkinkan pelaku mencuri data-data penting, seperti email dan informasi kartu kredit.
Sebaiknya abaikan pesan apa pun yang mengindikasikan permintaan data jika tidak sedang menunggu pengiriman apa pun.
5. Undangan dengan Format APK
Jika kamu menerima file apa pun dalam bentuk .apk, sebaiknya jangan pernah diklik. Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah menginfokan bahwa penjahat siber menyembunyikan sistem yang berbahaya dalam file APK berkedok undangan atau informasi lainnya.
Saat penerima pesan mengklik tautan dengan format APK yang dikirimkan, otomatis sistem tersebut akan terunduh dan pelaku dapat mempunyai akses terhadap ponsel hingga data-data di dalamnya.
Terkini
- Memilih Susu Pertumbuhan Anak: Tips untuk Orang Tua Masa Kini
- Kenapa Cewek Suka Mengingat-Ingat Kesalahan Pasangan? Ini Penjelasannya
- The Club Series: Kuas MUA Sporty-Luxury yang Bikin Makeup Auto Flawless
- Quality Time Ala Keluarga Modern: Nggak Perlu Jauh, yang Penting Bermakna
- Olahraga Makin Hits, Outfit Tetap Santun: Tren Sportwear Modest yang Lagi Naik Daun
- Ketika Kehamilan Datang Tanpa Diminta: Sunyi, Stigma, dan Ruang #SamaSamaAman yang Mesti Kita Ciptakan
- Semakin Dewasa, Circle Makin Kecil: Ternyata Ini Bukan Salah Siapa-Siapa
- Akses Layanan Kesehatan Kelas Dunia, Kini Lebih Dekat untuk Keluarga Indonesia
- Seventh Anniversary, Noera Beauty Rilis Sunscreen Physical dengan Formula Baru yang Inovatif
- Regenerative Beauty: Tren Baru yang Bikin Kulit Glowing Alami Tanpa Kesan 'Diisi'