Dewiku.com - Kalau dulu di Korea Selatan anak laki-laki dianggap “harta berharga” keluarga, sekarang justru banyak pasangan yang lebih senang punya anak perempuan. Kedengarannya sih seperti kabar baik soal kesetaraan gender, tapi kenyataannya… alasannya cukup miris juga.
Fenomena ini muncul karena realitas sosial yang berubah. Banyak orang tua merasa anak perempuan lebih peduli, lebih dekat secara emosional, dan lebih bisa diandalkan saat mereka menua. Sementara anak laki-laki dianggap sibuk dengan pekerjaan atau malah melempar urusan orang tua ke istrinya.
Nah, selain faktor kedekatan emosional, ada juga alasan lain yang bikin tren ini makin kuat:
1. Biaya nikahin anak cowok mahal banget
Tradisi di Korea biasanya menuntut keluarga anak laki-laki nanggung biaya besar, mulai dari pesta pernikahan sampai rumah/apartemen untuk pasangan baru. Dengan harga properti yang selangit, banyak orang tua merasa lebih lega kalau punya anak perempuan.
2. Jadi pencari nafkah utama = beban hidup
Anak laki-laki di Korea sering dibebankan jadi tulang punggung keluarga. Tapi dengan persaingan kerja yang ketat dan biaya hidup gila-gilaan, orang tua justru kasihan sama anak laki-laki. Punya anak perempuan dianggap lebih “aman” karena nggak sesulit itu.
3. Anak cewek lebih care sama orang tua
Survei menunjukkan, anak perempuan lebih rajin menjenguk orang tua, bawain makanan, atau sekadar nemenin ngobrol. Anak laki-laki cenderung fokus ke keluarga inti setelah menikah.
4. Perawatan lansia lebih terjamin
Di masa tua, orang tua merasa anak perempuan lebih peduli soal kesehatan dan kebutuhan mereka. Dari sisi emosional maupun praktis, anak perempuan dianggap lebih bisa diandalkan.
5. Pandangan gender udah berubah
Generasi muda Korea makin setara. Anak perempuan bisa mandiri, sukses, dan bikin bangga keluarga tanpa harus terikat aturan patriarki lama. Jadi orang tua merasa punya anak cewek bukan lagi “beban”, malah bisa jadi kebanggaan.
Jadi, meski sekilas terlihat seperti kabar positif soal pergeseran nilai, alasan di balik tren ini masih menunjukkan betapa beratnya ekspektasi sosial terhadap anak laki-laki di Korea. Kalau dulu anak cowok jadi simbol kebanggaan, sekarang justru banyak orang tua merasa anak cewek lebih jadi “investasi emosional” yang bikin hidup mereka tenang.
(Clarencia Gita Jelita Nazara)
Baca Juga
-
Privilege Napi VVIP: Sembilan Bulan Hukuman Putri Candrawathi Langsung Menguap Karena Rajin Donor Darah
-
Viral! Orang Tua Bawa Stroller ke Lift Jadi Topik Panas Netizen: Gimana Aturannya?
-
Dukung Tunjangan Rumah DPR, Nafa Urbach Langsung 'Tutup Telinga' dari Komentar Netizen
-
Christine Hakim Tersiram Air Panas Saat Syuting, Tapi Tunjukin Profesionalisme dengan Ini
-
Inspirasi Mix and Match Mini Skirt Ala Baifern, Girly Banget!
-
Dulu Hidup Glamour, Mantan Model Loni Willison Kini Hidup di Jalanan: Sebut Menikah Adalah Kesalahan Terbesar
Terkini
- Memilih Susu Pertumbuhan Anak: Tips untuk Orang Tua Masa Kini
- Kenapa Cewek Suka Mengingat-Ingat Kesalahan Pasangan? Ini Penjelasannya
- The Club Series: Kuas MUA Sporty-Luxury yang Bikin Makeup Auto Flawless
- Quality Time Ala Keluarga Modern: Nggak Perlu Jauh, yang Penting Bermakna
- Olahraga Makin Hits, Outfit Tetap Santun: Tren Sportwear Modest yang Lagi Naik Daun
- Ketika Kehamilan Datang Tanpa Diminta: Sunyi, Stigma, dan Ruang #SamaSamaAman yang Mesti Kita Ciptakan
- Semakin Dewasa, Circle Makin Kecil: Ternyata Ini Bukan Salah Siapa-Siapa
- Akses Layanan Kesehatan Kelas Dunia, Kini Lebih Dekat untuk Keluarga Indonesia
- Seventh Anniversary, Noera Beauty Rilis Sunscreen Physical dengan Formula Baru yang Inovatif
- Regenerative Beauty: Tren Baru yang Bikin Kulit Glowing Alami Tanpa Kesan 'Diisi'