Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Merayakan Hari Anak Perempuan Internasional, Kedutaan Besar Kanada untuk Indonesia dan Perutusan Kanada untuk Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bersama-sama menyelenggarakan "Girls Takeover", Jumat (18/10/2024) pekan kemarin. Bekerja sama dengan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dan Plan Youth Network (PlaNet), acara ini menghadirkan 20 pelajar berusia 15-21 tahun yang merupakan bagian dari jaringan PlaNet.
"Untuk memperingati Hari Anak Perempuan Sedunia, Kanada merasa terhormat menjadi tuan rumah bersama acara Girls Takeover dengan Plan Indonesia. Ini adalah kesempatan untuk merayakan aspirasi, potensi, dan kontribusi anak perempuan di mana pun," ungkap Y.M. Jess Dutton, Duta Besar Kanada untuk Indonesia, dikutip dari siaran pers yang diterima Dewiku.com.
"Kami bangga menempatkan kesetaraan gender sebagai prioritas utama dalam keterlibatan kami karena kami tahu bahwa ketika kita berinvestasi dalam pemberdayaan perempuan dan anak perempuan, kita juga mengangkat keluarga, komunitas, dan seluruh masyarakat," imbuh sang duta besar.
Y.M. Vicky Singmin selaku Duta Besar Kanada untuk ASEAN juga memaparkan bahwa kesetaraan gender merupakan prioritas bersama bagi Kanada dan ASEAN. Hal itu pun tercermin dalam visi Komunitas ASEAN untuk kawasan yang lebih inklusif dan berketahanan.
Baca Juga
Menurutnya, kesetaraan gender melibatkan semua aspek kehidupan, baik memastikan akses untuk pendidikan serta pemberdayaan ekonomi bagi perempuan dan anak perempuan maupun memberikan kontribusi yang berarti kepada perdamaian dan keamanan.
"Di Hari Perempuan Internasional, kami merefleksikan segala upaya kolektif dan semangat yang sama-sama memajukan kesetaraan gender di bidang-bidang yang penting bagi kita semua, dan kami bangga bahwa Kemitraan Strategis Kanada-ASEAN akan mendukung kemajuan lebih jauh di Asia Tenggara," kata Y.M. Vicky Singmin.
Girls Takeover adalah kampanye global yang diadakan setiap tahun oleh Plan International. Kampanye ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk berbagi wawasan, pengalaman, dan saran dengan tujuan memberikan perempuan muda pengalaman menjalani berbagai peran kepemimpinan dalam masyarakat.
"Kami ingin belajar dari komitmen Kanada dalam menjadikan kesetaraan gender sebagai prioritas, baik di dalam negeri maupun kebijakan luar negerinya. Dengan 15% dari bantuan internasional bilateralnya yang memajukan kesetaraan gender, Kanada telah menjadi contoh yang kuat dalam isu ini," ujar Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia.
"Kami berharap dapat berkolaborasi lebih lanjut dan mengajak para pemimpin untuk bersama-sama mendesak para pengambil keputusan mempromosikan inisiatif konkret yang memberdayakan kepemimpinan perempuan, terutama dalam pembangunan," tuturnya kemudian.
Tak hanya Maylyn, Vid, Vania, dan Chilly, 16 anak perempuan lainnya dari anggota PlaNet juga bergabung dalam kampanye Girls Takeover ini. Mereka semua mendapatkan pengalaman berharga untuk belajar dari staf Kedutaan Besar Kanada tentang isu-isu seperti kesetaraan gender, inklusi, dan perubahan iklim melalui dialog lintas generasi dan sesi speed mentoring.
Salah satu finalis Girls Takeover, Maylyn, mengungkapkan pendapatnya soal perempuan yang harus memiliki keberanian untuk mengambil peran kepemimpinan.
"Ketika perempuan berada di posisi pengambil keputusan, kami membawa perspektif yang inklusif dan adil. Saya mendesak para pemimpin untuk menciptakan platform yang memberdayakan perempuan dan anak perempuan untuk berpartisipasi di semua tahap pengembangan kebijakan, mulai dari perencanaan hingga evaluasi," ujar perempuan 16 tahun ini.
Sementara itu, inisiatif Girls Takeover di Indonesia telah melibatkan tujuh menteri dan lebih dari 40 posisi strategis di Indonesia. Program ini juga mendapatkan 200 komitmen dari para pemimpin untuk mendukung kepemimpinan perempuan dan aktivisme kaum muda.
Sekitar 9000 anak perempuan Indonesia telah berpartisipasi dalam kampanye ini. Plan Indonesia bahkan juga telah menjangkau 12 juta orang secara daring dan luring melalui kampanye Girls Takeover sejak tahun 2016.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri
Berita Terkait
-
W20 Summit 2024: Delegasi Indonesia Dorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan
-
Full-Time Dads: Pilih Resign Kerja, Banyak Pria Fokus Jadi Bapak Rumah Tangga
-
Banyak Perempuan Duduki Posisi Manajemen Senior, Keberagaman Gender Kunci Tingkatkan Kinerja Bisnis
-
International Womens Peace Conference 2024: Perdamaian yang Berkelanjutan, Mengapa Perempuan Harus Terlibat?