Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Beberapa tahun belakangan, beredar produk yang cukup menyita perhatian di dunia kecantikan, yakni suplemen dan minuman kolagen.
Seperti yang kita ketahui, untuk mendapatkan tampilan kulit sehat dan awet muda banyak yang menghubungkannya dengan kolagen.
Kolagen sendiri merupakan salah satu protein yang menyusun tubuh manusia, terutama jaringan kulit.
Kolagen terbentuk dengan sendirinya di dalam tubuh sepanjang kita hidup dengan tujuan untuk membantu jaringan kulit lebih elastis dan tahan terhadap peregangan.
Baca Juga
Namun semakin bertambahnya usia, jumlah kolagen dalam tubuh semakin menurun. Tapi bukan cuma usia saja faktornya, melainkan juga pengaruh paparan sinar matahari dan polusi. Oleh karena itu, kulit kusam, garis-garis halus dan kendur nggak bisa terhindarkan.
Suplemen dan minuman kolagen pun menjelma semacam oase di tengah gurun karena menjanjikan mampu membangun kembali kolagen dari dalam dan menghilangkan garis-garis halus.
Namun kalau kamu berekspektasi tinggi kalau suplemen kolagen benar-benar bermanfaat bagi kulit? Well, sepertinya kamu harus menurunkan ekspektasi tersebut.
''Meskipun kepercayaan populer bahwa suplemen kolagen dapat membantu memperkuat kulit kita, kami memiliki sedikit data untuk benar-benar mendukung ini,'' kata Joshua Zeichner, dermatologis asal New York seperti yang dikutip dari Allure.
''Kolagen adalah molekul besar yang dicerna oleh usus kita menjadi potongan-potongan kecil ketika diminum. Jadi ketika kita menelan bubuk atau suplemen, kulit kita nggak melihat molekul kolagen penuh, melainkan fragmen protein atau asam amino individu.'' lanjutnya.
Dengan kata lain, kita nggak menuai manfaat penuh dari molekul kolagen karena itu dipecah dalam tubuh begitu banyak terlebih dahulu.
Selain itu, ahli gizi yang terdaftar di New York City, Keri Gans, mengungkapkan gagasan yang salah bahwa dengan minum kolagen efeknya bisa langsung masuk ke wajah dan memperbaiki kulit di sana.
''[Collagen] nggak tahu harus ke mana di dalam tubuhmu. Bukan seperti itu,'' ungkapnya.
Meskipun kepercayaan populer bahwa suplemen kolagen dapat membantu memperkuat kulit, hanya ada sedikit data untuk benar-benar mendukung hal ini.
Para ahli menyebut perlu ada lebih banyak bukti ilmiah tentang kolagen dan bagaimana manfaatnya bagi kulit. Sebab, selama ini manfaat yang digembar-gemborkan lebih bersifat strategi pemasaran saja.
''Yang kita ketahui adalah bahwa kolagen terhidrolisis memiliki sifat antioksidan sehingga dapat bermanfaat, meskipun efek khusus pada kulit tetap tidak diketahui,'' Kata Keri Gans.
''Inilah sebabnya mengapa uji klinis prospektif perlu dilakukan untuk mengevaluasi peran mereka,'' lanjutnya.
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa mengonsumsi suplemen dan minuman kolagen bukan sesuatu yang buruk. Namun, Zeichner merekomendasikan perawatan topikal---yang berbeda dengan yang dapat ditelan---untuk benar-benar melihat perbedaannya.
''Sampai kita memiliki lebih banyak data, saya masih merekomendasikan perawatan penguatan kolagen tradisional seperti retinol topikal,'' katanya.
Terkini
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat