Dewiku.com - Ketika tahun baru China datang, busana berwarna merah dan emas akan meramaikan suasana. Baju tradisional China yang sering muncul saat tahun baru China alias Imlek adalah Qipao. Gaun ketat panjang dengan belahan hingga separuh paha ini memang ikonik.
Cheongsam, begitu kadang orang menyebut Qipao.
Dilansir dari Nextshark, Qipao muncul di negara asalnya pada tahun 1920an setelah 'Budaya Baru China' datang. Saat itu, wanita China tengah merasakan angin segar dari kesetaraan gender di mana mereka mulai terbuka untuk menerima pendidikan.
Perlahan, perkembangan ini mulai menyentuh dunia fashion. Wanita China modern mulai memiliki kebebasan untuk memilih selera fesyennya sendiri.
Saat itulah Qipao populer, di mana gaun yang membentuk tubuh ini dianggap ideal untuk menyimbolkan sosok wanita modern. Sejarah panjang Qipao membuatnya abadi dan tetap dipakai hingga saat ini.
Dalam setiap acara tahunan seperti Imlek atau hari penting yang melibatkan temu keluarga besar, Qipao tidak pernah absen. Qipao juga dipakai untuk gaun pengantin di China, tentu saja dengan berbagai variasi desain yang semakin berkembang.
Belakangan, Qipao digunakan oleh ibu-ibu pejabat dalam pertemuan kenegaraan. Hal ini membuat Qipao disarankan sebagai nasional.
Baju yang berasal dari suku Nuzhen kuno itu sungguh-sungguh membaur dalam kebudayaan China. Bahkan keberadaannya kini menjadi salah satu bagian dari perkembangan fesyen dunia.
Di Eropa, banyak rumah mode yang mengintip desain asli Qipao untuk diaplikasikan pada selera mode mereka. Itulah mengapa banyak dijumpai Qipao dengan 'American touch' atau 'Qipao with European touch'. Tentu saja ini membanggakan!
Sayangnya, baju yang menjadi kebanggan wanita China ini enggan diakui oleh para rumah mode sebagai bagian dari fesyen China. Isu-isu seperti rasisme masih sangat kental dan ini berimbas pada sulitnya lidah modern budaya barat menyebut Qipao dengan nama aslinya.
Baca Juga
Bahkan dalam website resminya, Fashion Nova terang-terangan menyebut gaun berdesain serupa Qipao dengan sebutan 'Blockin' Haters Dress'. Hal ini juga terjadi di beberapa retailer yang memasarkan gaun serupa.
Reformation pernah memasarkan Qipao Leoprad berpotongan mini dengan kancing kait merah khas China. Sayangnya mereka menyebut gaun cantik ini sebutan May Dress.
ASOS pun setali tiga uang. Sebuah Qipao dengan motif floral yang cantik diberi nama 'Miss Selfridge dress with all over floral embroidery.''
Fenomena ini membuat Leanna Chan geram. Warga keturunan Asia yang menetap di luar negeri ini mengecam perbuatan retailer yang dianggap tak masuk akal itu.
Dalam bahasa sederhananya, Leanna Chan mengutarakan jika desain baju yang dicuri para retailer itu bernama 'Qipao'. Sebuah kebanggaan warga China yang kini dijiplak tanpa pengakuan.
Cukup tuliskan Qipao pada keterangan baju itu, maka segalanya menjadi lebih indah.
Terkini
- Kulit Mulus Tanpa Drama: Tren Regenerative Therapy yang Sedang Naik Daun
- Gerbong Khusus Perempuan di KRL: Solusi Aman di Perjalanan Atau Cuma Bikin Ribut?
- Clean Beauty Baru yang Siap Rebut Hati Pecinta Skincare Indonesia
- Gowes Bukan Sekadar Gaya: Perempuan Bersatu Lawan Kekerasan Digital Biar #SamaSamaAman
- Memilih Susu Pertumbuhan Anak: Tips untuk Orang Tua Masa Kini
- Kenapa Cewek Suka Mengingat-Ingat Kesalahan Pasangan? Ini Penjelasannya
- The Club Series: Kuas MUA Sporty-Luxury yang Bikin Makeup Auto Flawless
- Quality Time Ala Keluarga Modern: Nggak Perlu Jauh, yang Penting Bermakna
- Olahraga Makin Hits, Outfit Tetap Santun: Tren Sportwear Modest yang Lagi Naik Daun
- Ketika Kehamilan Datang Tanpa Diminta: Sunyi, Stigma, dan Ruang #SamaSamaAman yang Mesti Kita Ciptakan