Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Jepang bukanlah negara dengan mayoritas penduduk muslim. Tapi hal itu tidak menyurutkan Rahmalia Aufa Yazid untuk tetap memakai busana yang tertutup dan berhijab.
Hijaber berdarah Indonesia yang tinggal di Jepang ini belakangan mencuri perhatian media Internasional setelah sosoknya muncul di unggahan akun Instagram Buzzfeed World bulan Maret lalu.
Rupanya pihak Buzzfeed menganggap Rahmalia adalah sosok perempuan yang memberi efek nyata pada komunitas lokal lewat Instagram.
Lahir dan besar di Tokyo, awalnya ia tidak merasa begitu Islami dan hanya mengikuti kepercayaan kedua orang tuanya. Meski tak ada paksaan, Rahmalia mantap berhijab enam tahun lalu saat dirinya menginjak usia 18 tahun.
Baca Juga
"Aku merasa hijab adalah busana yang melambangkan agama. Jadi, aku sangat berhati-hati memilih busana untuk merepresentasikannya," ungkapnya pada Buzzfeed.
Namun di awal masa berhijab, mengaku sempat kehilangan tren fesyen Jepang yang sedang populer serta merasa tidak cocok di sekolah, di mana ia adalah satu-satunya siswa yang berhijab.
Seiring waktu, ia tak ingin lagi mengekang kreasi dalam berbusana, tapi di sisi lain tetap mengikuti syariat agama. Kemudian ia mengenal sosok Hana Tajima, seorang desainer blasteran Jepang-Inggris yang masuk Islam di usia remaja.
Semenjak melihat koleksi Uniqlo modest wear karya Hana, pandangan Rahmalia berubah. Ia jadi sadar kalau modest wear bisa tetap nyaman dan fashionable dikenakan di jalanan Tokyo.
"Pada saat itulah jilbab berubah dari pakaian yang impersonal dan religius menjadi sesuatu yang benar bagi hidup saya," tambahnya.
Sekarang, Rahmalia memadukan hijab dengan fashion ala Jepang. Salah satu penyesuaian yang dilakukan Rahmalia berupa dirinya yang menata hijab bak rambut ala orang Jepang, dari lurus, bob, bergelombang, sampai potongan pendek, untuk dipadukan dengan outfit dan mood hari itu.
"Aku suka memakai topi. Jadi, aku cukup sering memakai beret di atas hijab," katanya.
Dari sana, ia mengaku menerima banyak komentar positif dari orang-orang yang mengatakan mereka terinspirasi. Beberapa dari mereka sudah mulai mengenakan jilbab, sementara yang lain mengatakan kepadanya bahwa mereka ingin belajar lebih banyak tentang Islam.
"Saya ingin menggunakan apa yang saya lakukan untuk meningkatkan pemahaman orang-orang tentang Muslim, mengubah pandangan bias tentang agama, dan membantu orang-orang menyadari nilai hidup dalam masyarakat yang beragam," kata Rahmalia.
Terkini
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi