Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Brand fast fesyen asal Jepang, Uniqlo, dituduh belum membayar hak-hak pegawainya di Indonesia. Pembuat baju Uniqlo asal Indonesia lantas melakukan aksi protes demi menuntut haknya.
Hal tersebut sontak membuat geram banyak masyarakat. Mereka kemudian melampiaskan kemarahan lewat postingan akun resmi media sosial Uniqlo, baik Instagram maupun Facebook.
Dari pantauan Suara.com, jaringan DewiKu.com, di akun Instagram resmi Uniqlo Indonesia @uniqloindonesia, kolom komentar brand fesyen tersebut telah dipenuhi protes warganet.
Banyak netizen menyebut dua nama, yakni Warni dan Yayat. Selain itu dikabarkan oleh akun Instagram @cleanclothescampaign, kedua nama tersebut diduga adalah pembuat baju atau pihak konveksi (garmen) asal Indonesia yang tengah berjuang menagih hak mereka pada perusahaan asal Jepang itu.
Baca Juga
Dalam foto yang beredar, dua orang yang disebut Warni dan Yayat tengah berada di depan gerai Uniqlo yang baru saja dibuka di Kopenhagen, Denmark.
''Inget utang 5,5 juta usd mu kepada warni dan yayat,''tulis salah satu netizen.
Ada juga yang menulis, ''Ga beli uniqlo dlu deh sampe d bayar utangnya yayat warni.''
Uniqlo disebut memutus kerjasama sepihak pada 2015 lalu dan meninggalkan para pekerjanya tanpa dibayar.
''CEO Uniqlo ingin dunia percaya bahwa lini pakaiannya berbeda dari lini pakaian global lainnya. Bahwa Uniqlo itu spesial, unik dan berkelanjutan.''
''Maukah kalian bergabung bersama kami dan menunjukkan pada Uniqlo bahwa mereka tidak bisa mengatakan diri mereka berkelanjutan apabila tidak bisa menjaga orang-orang yang membuatkan mereka baju yang cantik?'' tulis akun @cleanclothescampaign.
Akun @cleanclothescampaign juga mengajak netizen untuk menyuarakan protes di akun Facebook resmi Uniqlo. Hanya saja saking ramainya, dikabarkan Uniqlo sampai harus menghapus komentar negatif satu persatu.
''Seperti diketahui CEO Uniqlo, Tadashi Yanai, adalah salah satu orang terkaya di Jepang, perusahaannya memiliki keuntungan yang terus meningkat sebesar 38% per tahun. Dan merek tersebut terus membuka toko baru. Beri tahu CEO bahwa ia harus mengambil tanggung jawabnya dan membayar utang yang ia pinjam kepada para pekerja,'' tulis @cleanclothescampaign.
''Banyak orang telah meninggalkan komentar di laman review mereka (Uniqlo), tapi telah mereka tutup hari ini. Mau kah kalian mendukung kami dan buat semua jelas bahwa kami tidak bisa dibungkam? Masuk ke laman mereka atau Facebook mereka, dan beri tahu mereka harus membayar hutang yang mereka punya,'' tambah LSM yang bergerak di bidang kesejahteraan industri garmen itu.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi dari Uniqlo maupun Uniqlo Indonesia. (Suara.com/Risna Halidi)
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri