Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Sepertinya, 2019 bakal menjadi tahun yang sangat menyenangkan untuk Taylor Swift. Selain merilis album baru, dia selalu berhasil menjadi topik utama saat gelaran acara bergengsi dunia.
Salah satunya adalah MTV VMAs 2019, Senin (26/08/2019) lalu. Taylor Swift diketahui menjadi pembuka di acara bergengsi itu.
Menyanyikan dua lagu hits dari album baru, yaitu You Need To Calm Down dan Lover, Taylor Swift sukses membuat para penonton terpesona dengan penampilannya.
Selain memukau sebagai bintang pembuka, Taylor Swift juga sukses memenangkan MTV VMAs 2019 di kategori Video of The Year, Video For Good, dan Best Visual Effect.
Baca Juga
Perhatian publik pun tidak cuma terfokuskan dengan penampilan Taylor Swift di atas panggung dan borongan piala yang berhasil dibawa pulang penyanyi 29 tahun tersebut.
Publik rupanya juga menaruh atensi mereka pada blazer colorful yang Taylor Swift kenakan di red carpet MTV VMAs 2019.
Dilansir dari Harpers Bazaar, blazer colorful itu merupakan rancangan Versace. Blazer itu mempunyai akses bahu yang tegas dan Taylor Swift menyempurnakannya dengan sepatu boot hitam setinggi paha. Aksesori anting-anting berwarna zamrud dan beberapa cincin pun kian mempermanis gayanya.
Tak ketinggalan, sebuah bustier sequin pink dipilih untuk menyamakan salah satu motif blazer Versace. Taylor Swift benar-benar tampil begitu meriah, modis, tapi tidak berlebihan.
Usut punya usut, blazer yang dikenakan oleh pelantun ME! itu memang lebih dari sekadar item fashion. Terdapat sebuah pesan politis di balik blazer tersebut.
Jika dilihat lebih dekat, terdapat beberapa gambar peniti sebagai salah satu motif yang terselip pada blazer tersebut. Itu adalah salah satu simbol ikonik lawas dari Versace yang sering digunakan koleksi busana rancangannya.
Meski begitu, banyak orang menganggap peniti ini dianggap sebagai simbol protes terhadap pemerintahan Donald Trump setelah pemilihannya pada 2016.
Seolah memberikan penegasan, Taylor Swift juga menyampaikan pidato yang cenderung menyerang gedung putih setelah dirinya menerima piala MTV VMAs 2019.
Memang setelah pemilihan Donald Trump, ada kekhawatiran besar yang tumbuh. Kecemasan itu mencakup munculnya segmen fisik maupun emosional yang menyerang minoritas imigran, perempuan, dan anggota komunitas LGBT.
Sebagai bentuk dukungan, sejumlah kelompok warga di seluruh Amerika menempelkan peniti pada kerah, kemeja, dan pakaian mereka. Itu adalah tanda bahwa orang tersebut bersedia membeli kaum minoritas.
Meski begitu, sampai saat ini Taylor Swift dan Versace belum memberikan komentar atau pernyataan resmi tentang makna sebenarnya blazer colorful yang dikenakan.
Terkini
- Perjuangan Kesetaraan Gender: Masih Banyak Tantangan di Indonesia!
- Buka Puasa Mewah All You Can Eat Rasa Dunia Cuma Rp425 Ribu di The Sultan Hotel!
- Fawning: Jebakan Menyenangkan Orang Lain, Sampai Lupa Diri Sendiri
- Overparenting, Jebakan Pola Asuh Orang Tua Zaman Now: Bisa Hambat Kemandirian Anak?
- Sextortion dan Sexploitation: Ketika Privasi Jadi Senjata Pemerasan di Era Digital
- Wifey Material: Ketika Perempuan Dituntut Jadi 'Istri Idaman'
- Nyaman dengan Diri Sendiri Berawal dari Perawatan Tepat Area Kewanitan
- Main Character Syndrome, Ketika Perempuan Merasa Jadi Pusat Semesta
- Go & Glow Fun Run 2025: Tetap Bugar dan Glowing dengan Aktivitas Seru
- Hot Girl Walk: Ketika Perempuan Jadi Lebih Bahagia Cuma Modal Jalan Kaki