
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Ada berbagai macam dampak virus corona Covid-19 yang dapat dirasakan. Sayangnya, efek samping penyakit tersebut berbeda-beda bagi setiap orang.
Salah satu yang merasakan efek samping dari virus corona adalah aktris Amerika Serikat, Alyssa Milano.
Lewat media sosial miliknya, Alyssa Milano membagikan efek jangka panjang dari penyakit Covid-19 yang telah dideritanya sejak beberapa bulan silam.
"Aku berpikir untuk menunjukkan apa dampak #Covid19 terhadap rambutmu. Tolong anggap ini secara serius. #WearADamnMask #LongHauler," ungkap Alyssa Milano lewat Twitter dan Instagram.
Baca Juga
-
Dolphin Skin Jadi Tren Makeup Terbaru, Simak Tipsnya di Bawah Ini!
-
Mengenal Foundation untuk Setiap Jenis Kulit, Awas Salah Pilih!
-
Paling Sering Terjadi, 4 Kesalahan saat Menggunakan Cleansing Oil
-
Tips Mengatasi Kulit Terbakar Matahari, Bahan Rumahan Ini Bisa Jadi Solusi
-
Biaya Perawatan Rambut Wanita Ini Tembus Rp100 Juta, Buat Apa Saja?
-
Suntik Botox Disebut Bisa Mengatasi Depresi, Berikut Penjelasannya
"Aku cuma ingin menunjukkan jumlah rambut yang rontok dari kepalaku sebagai dampak COVID-19," kata aktris 47 tahun itu dalam video, seperti dilansir dari laman Today.

Dalam video, Alyssa Milano tampak menggunakan sisir untuk mencegah rambut kusut. Sisir yang awalnya bersih itu tampak dipenuhi rambut setiap kali Alyssa Milano menyisir.
Alyssa Milano juga menunjukkan gumpalan rambutnya yang rontok dalam sekali sisir. Kerontokan rambut parah ini dialaminya setelah positif Covid-19.
"Sekali menyisir, dan ini rambutku yang rontok karena Covid-19," tuturnya.
Alyssa Milano bukanlah satu-satunya yang menderita dari rambut rontok setelah dinyatakan sembuh Covid-19. Berdasarkan survei di laman Facebook Survivor Corp, 27% dari total 1.500 orang yang sembuh Covid-19 mengalami masalah ini.
Alyssa sendiri mulai mengalami gejala pada akhir Maret. Namun, hasil tesnya saat itu menunjukkan negatif virus corona.
"Aku mengalami semua gejala Covid. Di akhir Maret, aku melakukan dua tes Covid-19 dan hasilnya semua negatif. Aku juga melakukan tes antibodi Covid setelah merasa lebih baik, NEGATIF," papar Alyssa.
Hal ini berlangsung hingga hampir empat bulan lamanya. Namun, gejala Covid-19 yang dialami Alyssa Milano tidak kunjung hilang. Aktris itu akhirnya melakukan tes darah dan dinyatakan positif Covid-19.
"Aku cuma ingin kalian tahu bahwa sistem tes kita masih punya kekurangan dan kita tak tahu angka pastinya. Aku juga ingin kalian tahu, penyakit ini bukan hoaks," imbuhnya.
Sementara, tagar #LongHauler banyak digunakan oleh para pasien virus corona yang sembuh tapi masih mengalami berbagai macam gejala setelah berbulan-bulan.
Menurut dokter, kondisi rambut rontok ini bisa disebut sebagai telogen effluvium. Kondisi ini menyebabkan seseorang mengalami kerontokan parah setelah melewati operasi, demam tinggi, sakit parah, berat badan turun drastis, atau melahirkan.
Selain itu, dr. Robert Glatter yang merupakan dokter di Lenox Hill Hospital, New York, menjelaskan penyebab dari efek samping Covid-19 yang bisa bermacam-macam.
"Apa yang kita lihat ini adalah efek samping dari virus itu sendiri. Dengan kata lain, fragmen virus yang sudah mati memicu respons imun tubuh. Hasilnya, tubuh kita bereaksi dan memproduksi zat tertentu yang dapat berdampak buruk," kata dia menjelaskan.
Terkini
- Vulnerable atau Oversharing? Menakar Batas Cerita Perempuan di Dunia Maya
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif