Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Tren mode dunia terus mengarah pada isu berkelanjutan. Hal itu tentu tak terkecuali bagi busana muslim dan hijab.
Ketua Nasional Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma mengungkapkan, sustainable fashion tak cuma jadi tanggung jawab pelaku industri fesyen seperti desainer atau produsen, tapi juga pengguna termasuk pengguna hijab.
Seperti diketahui, pengguna hijab kerap punya banyak koleksi hijab beraneka warna demi bisa tampil all out sesuai dengan busana yang dikenakan.
Pertanyaannya, bagaimana memanfaatkan hijab yang sudah tidak terpakai lagi?
Baca Juga
-
Praktis Minimalis, Produk Pembersih Wajah Ini Buat Kulit Cerah Merona Alami
-
Penting Banget! Ini Hal-Hal yang Harus Diperhatikan saat Memilih Skincare
-
Wanita Ini Punya Dapur Serba Ungu, Penampakan Kompor Bikin Warganet Cemas
-
Nenek 82 Tahun Ini Mendadak Minta Bikin Tato, Videonya Viral Panen Pujian
-
5 Masalah Seksual Ini Jarang Diobrolkan Pasangan, Termasuk soal Kesuburan
-
Kulit Lebih Bercahaya, Produk Skincare Ini Mengandung Ekstrak Edelweiss
Ali Charisma menyarankan, alih-alih dibuang lebih baik hibahkan hijab kepada saudara, teman atau orang sekitar yang masih bersedia mengenakannya. Jadi, umur pemakaian hijab bisa lebih panjang.
Namun kata Ali, bisa juga bekerjasama dengan para desainer untuk daur ulang hijab menggunakan produk fesyen baru dan itu sekaligus akan menaikan level hijab.
"Kerjasama dengan produsen atau desainer untuk jadi outer, bisa menjadi abaya atau kaftan, atau jadi produk lainnya. Saya yakin kerudung sangat cocok sekali untuk outer yang bisa di mix match dengan warna lain," ungkap Ali ketika ditemui Suara.com--jaringan Dewiku.com dalam event ISEF 2021 beberapa waktu lalu di JCC, Jakarta Selatan.
Adapun tahap recycle hijab, bisa dimulai dengan mengumpulkan hijab berwarna yang senada, seperti beberapa warna pastel yang selaras.
"Warna pastel dan warna terang dikumpulin itu bisa buat produk. Jangan warna pastel dengan warna lain digabungin, nanti jatuhnya nggak enak, habis itu jahit jadi produk outer atau produk fesyen lainnya," terang Ali.
Pakar fesyen yang juga seorang desainer itu menambahkan, peran penguna fesyen yang mau mendaur ulang atau kreatif ini sangat dibutuhkan, salah satunya untuk memberikan masukan ke pelaku industri fesyen dalam menerapkan konsep sustainable fashion.
"Jadi kalau mau recycle coba-coba sendiri, nanti hasilnya seperti apa evaluasinya akan sangat bagus," tuturnya. (*Dini Afrianti Efendi)
Terkini
- Perjuangan Kesetaraan Gender: Masih Banyak Tantangan di Indonesia!
- Buka Puasa Mewah All You Can Eat Rasa Dunia Cuma Rp425 Ribu di The Sultan Hotel!
- Fawning: Jebakan Menyenangkan Orang Lain, Sampai Lupa Diri Sendiri
- Overparenting, Jebakan Pola Asuh Orang Tua Zaman Now: Bisa Hambat Kemandirian Anak?
- Sextortion dan Sexploitation: Ketika Privasi Jadi Senjata Pemerasan di Era Digital
- Wifey Material: Ketika Perempuan Dituntut Jadi 'Istri Idaman'
- Nyaman dengan Diri Sendiri Berawal dari Perawatan Tepat Area Kewanitan
- Main Character Syndrome, Ketika Perempuan Merasa Jadi Pusat Semesta
- Go & Glow Fun Run 2025: Tetap Bugar dan Glowing dengan Aktivitas Seru
- Hot Girl Walk: Ketika Perempuan Jadi Lebih Bahagia Cuma Modal Jalan Kaki