Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Selamat Hari Batik Nasional 2023! Bicara soal batik, kamu mungkin langsung terbayang batik khas Jogja dan Solo. Walau sering dianggap mirip, sebenarnya ada beberapa perbedaan motif batik Jogja dan Solo.
Mengutip Suara.com, secara historis, batik telah ada di era Kerajaan Mataram yang mana merupakan cikal bakal Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo. Inilah mengapa motif dan pola dari batik-batik di wilayah ini cenderung mirip dan sulit dibedakan.
Lalu, apa saja perbedaan motif batik Jogja dan Solo? Simak penjelasan di bawah ini!
Perbedaan Motif Batik Jogja dan Solo
Baca Juga
-
25 Ucapan Hari Batik Nasional 2023, Bangga Pakai Warisan Budaya Indonesia!
-
Rayakan Hari Batik Nasional, Coba Yuk 5 Inspirasi Baju Batik Wanita Modern Ini yang Bikin Kalian Makin Keren
-
6 Cara Mengupas Telur Rebus, Begini Triknya agar Tetap Utuh dan Mulus
-
8 Cara Memasak Pare, Ini Tips agar Warnanya Tetap Hijau Segar
-
Resep Ayam Teriyaki ala Restoran Jepang, Enak dan Praktis
Makna Filosofi
Perbedaan paling mendasar terdapat pada makna filosofi setiap pola dan gambarnya. Batik Jogja cenderung fokus pada adi luhung (kualitas tinggi), sedangkan batik Solo lebih menekankan edi peni (keindahan).
Motif Garis
Batik Yogyakarta fokus pada adi luhung sehingga sering memiliki motif dengan pola besar dan garis tegas. Sementara, batik Solo punya garis yang halus dan fleksibels sehingga terkesan lebih kalem.
Warna Batik
Warna sogan mengacu pada warna merah/coklat yang berasal dari pohon penghasil pewarna alami. Warna sogan pada batik Jogja bisa dibilang lebih coklat dibandingkan batik Solo yang lebih cenderung ke warna kuning.
Pegiat budaya Bram Kushardjanto juga menjelaskan bahwa batik Solo identik dengan nuansa lebih cokelat mirip warna tanah, sedangkan batik Jogja lebih dominan latar putih.
Pola dan Gambar Batik
Lung-lungan adalah jenis isian atau motif batik yang digambarkan dengan tumbuhan menjalar, sedangkan isen-isen merupakan motif yang menjadi pemanis dalam pola dasar.
Batik Solo umumnya memakai lebih banyak lung-lungan dalam bentuk lekungan atau cabang dengan atau tanpa daun serta isen-isen dalam bentuk "cecek" (titik-titik) sebagai pemanis. Ini karena batik Solo lebih berfokus pada filsafat edi peni.
Batik Jogja juga menggunakan cecek sebagai isen-isen pemanis pola dasar. Hanya saja, jumlahnya tak terlalu banyak dan pola utama tetap menjadi fokus secara keseluruhan.
Motif Gurda dan Parang
Jika membeli batik di Malioboro, Pasar Klewer atau Kampung Batik, Anda mungkin akan menemui motif-motif populer seperti gurda dan parang. Lalu, apa bedannya?
Batik motif gurda Jogja cenderung digambarkan lebih membulat, sedangkan motif gurda Solo dibuat lebih memanjang atau lonjong.
Motif batik parang Jogja dan solo juga memiliki arah yang berbeda atau berlawanan. Motif parang Jogja digambar miring dari kanan atas ke kiri bawah, sementara motif parang Solo dibuat sebaliknya,
Itulah beberapa perbedaan batik Jogja dan Solo. Semoga informasi di atas bermanfaat!
Terkini
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat