Senin, 18 Desember 2023 | 11:45 WIB
Masih banyak orang Indonesia yang menganggap kulit putih sebagai standar kecantikan. Bahkan, ada yang kini menjadikan kulit putih para idol Kpop sebagai acuan.
Perlu dipahami, warna kulit asli dipengaruhi faktor genetik serta letak geografis tempat tinggalnya. Itulah mengapa orang Indonesia kebanyakan memang tidak bisa punya kulit seputih orang-orang keturunan Korea atau negara barat.
Dokter Spesialis Kulit, dr. Riris Asti Respati Sp.DV , menegaskan bahwa tak ada produk skincare apa pun yang mampu mengubah kulit jadi putih. Menurutnya, klaim yang lebih realistis adalah mencerahkan kulit.
Baca Juga: 4 Lip Liner yang Harganya Kurang dari Rp100 Ribu, Produk Brand Lokal
"Yang perlu diluruskan adalah istilahnya, bukan putih tapi cerah. Jadi sebetulnya skincare itu kalau mau klaim lebih cocok mencerahkan, bukan memutihkan. Karena seputihnya kita orang Asia, gak mungkin bisa seputih orang barat atau bule," ujar Dokter Riris, Minggu (17/12/2023), dilansir dari Suara.com.
Dalam ilmu kedokteran, juga tak ada pengobatan atau perawatan yang bisa mengubah warna dasar kulit atau skin tone seseorang menjadi putih. Kulit memang bisa menjadi lebih cerah, tetapi batasan tingkat kecerahan setiap orang juga berbeda-beda.
"Cara paling gampang, cek kulit kita tercerah seperti apa, lihat aja lengan bagian dalam. Atau yang jarang pakai pakaian terbuka bisa dada. Secerahnya paling sampai situ," terangnya.
Baca Juga: Jalan-Jalan ke Korea, Tas Mini Caca Tengker Bikin Penasaran
Perawatan yang mengubah skintone jadi tiba-tiba putih justru harus diwaspadai karena justru biasanya mengandung bahan berbahaya seperti merkuri.
Baca Juga: Manfaat Tes Genetik untuk Diet, Diklaim Efektif Bantu Turunkan Berat Badan
Dokter Titis menegaskan, "Kalau misalnya tiba-tiba putih, pasti ada sesuatu yang aneh. Sebenarnya itu kontroversial, kayak skincare apa yang bisa bikin putih banget. Jadi mesti dicek dulu, ada enggak database, penelitian sudah ada belum. Memang, jadi konsumen mesti pintar. Jadi putih, pakai apa, itu harus research lagi penelitiannya sudah ada atau belum."