Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Putus cinta tentu menyedihkan, begitu pula dengan patah hati. Meski begitu, terkadang itu adalah pilihan terbaik untuk diri sendiri maupun dirinya.
Beberapa orang mungkin akan merasa kesehatan mentalnya memburuk setelah putus cinta. Salah satu tandanya adalah menjadi sering menangis.
Namun, menangis sendiri sebenarnya baik untuk menjaga kesehatan mental. Melansir Yourtango, berikut beberapa alasan mengapa menangis saat putus cinta perlu dilakukan demi kebaikan psikis Anda.
1. Melalui fase krisis
Baca Juga
Saat harus berpisah dengan orang tersayang, tentu akan muncul perasaan berduka. Anda butuh mengeluarkan emosi yang bergejolak, termasuk dengan cara menangis.
Kondisi ini tentu bisa berpengaruh terhadap kondisi fisik maupun mental. Anda mungkin jadi sulit tidur, kehilangan nafsu makan, dan gampang demam.
Meski begitu, hal tersebut pada dasarnya normal. Anda akan menjadi lebih baik setelahnya jika setelahnya dapat menyalurkan emosi guna mengatasi kesedihan secara bijak.
2. Kekuatan untuk bangkit lagi
Mulanya Anda memang butuh menangis sebagai katarsis. Namun saat kesedihan perlahan memudar dan kembali menjalani kehidupan seperti biasa, Anda akan menjadi pribadi yang lebih kuat.
Anda terdorong untuk bangkit kembali dan secara bertahap membuka lembaran baru.
3. Move on
Anda boleh menangisi dia yang telah menyakiti Anda. Biarkan emosi tersebut lepas, sekaligus memberi pelajaran betapa yang seharusnya merasa rugi adalah dia, bukan melulu Anda.
Bakal datang suatu titik di mana Anda yakin bakal mempunyai hubungan yang lebih baik setelahnya. Anda memahami apa yang Anda inginkan dalam sebuah hubungan dan tentu itu baik untuk kesehatan mental Anda.
Terkini
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat