
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - The Duchess of Cambridge akhirnya buka suara tentang beberapa kesulitan yang ia alami sebagai seorang ibu setelah pertama kali melahirkan.
Dilansir dari Harpers Bazaar, selama kunjungannya ke Ely dan Caerau Children's Center di Cardiff, Wales, Rabu (22/01/2020) waktu setempat, Kate Middleton berbicara dengan para pekerja dan anggota pusat tentang bagaimana ia sering merasa 'terisolasi' sebagai ibu baru setelah melahirkan Pangeran George.
"Aku sedang mengobrol dengan beberapa ibu. Itu adalah tahun pertama dan saya baru saja memiliki George. Sedangkan William masih bekerja dalam tugas kerajaan," ungkap Kate kala mengenang momen itu.
"Dan kamu datang ke sini dan saya memiliki bayi mungil di tengah Anglesey," lanjutnya.
Baca Juga
"Mengurus bayi sendirian itu sangat terisolasi. Saya tidak memiliki keluarga di sekitar, dan (suamiku) melakukan shift malam. Jadi, kalau saja aku mempunyai pusat (tempat) seperti ini," ungkap istri Pangeran William itu.

Ely dan Caerau Children's Center berbasis di bagian ibukota Welsh yang lebih ekonomis dan berfungsi sebagai ruang di mana orang tua bisa menerima dukungan dan saran.
Selain itu, juga dapat menjadi tempat mendaftarkan anak-anak mereka dalam program taman kanak-kanak di pusat.
"Saya melihat pekerjaan luar biasa yang Anda lakukan di sini pada begitu banyak bidang," kata Kate. "Pekerjaan ini yang Anda lakukan mempunyai dampak sosial dan ekonomi yang sangat besar di tahun-tahun berikutnya," lanjutnya.
Kunjungan Kate Middleton ke Wales mengikuti pengumuman tentang survey '5 pertanyaan besar tentang anak di bawah 5 (tahun)'. Hal itu dimaksudkan mendorong orang tua di seluruh Inggris untuk berbagi pertanyaan dan kecemasan mereka mengenai pengasuhan anak kecil.
Survei ini dlakukan oleh Ipsos MORI, sebuah perusahaan riset yang berbasis di Inggris, atas nama Royal Foundation.
Kate Middleton berencana menggunakan hasil survei untuk lebih memahami pengalaman orang tua dan pengasuh. Selain itu, sekaligus sebagai panduan untuk pekerjaannya di masa depan seputar perkembangan anak usia dini.
Tak cuma itu, hal tersebut juga menyoroti tentang bagaimana tantangan sosial memengaruhi anak-anak dari dalam rahim hingga usia lima tahun.
Terkini
- Vulnerable atau Oversharing? Menakar Batas Cerita Perempuan di Dunia Maya
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif