Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Bau organ intim bisa menandakan kesehatan kewanitaan perempuan. Hal itu dinyatakan oleh Sherry Ross, MD, seorang obgyn dan penulis Sheology: The Definitive Guide to Women Intimate Health.
Melansir dari Health, dokter Ross menyatakan, untuk menentukan sehat dan tidaknya vagina melalui bau, kuncinya adalah mengenal bau normal vagina Anda.
"Sulit untuk menentukan dengan tepat seperti apa aroma vagina yang sehat karena setiap wanita mempunyai bau yang berbeda-beda," ujar dokter Ross.
"Namun, beberapa wanita menggunakan kata-kata seperti tanah, matang atau sedikit asam untuk menggambarkan bau vagina normal mereka, kuncinya adalah mengetahui bau normal Anda," kata dia kemudian.
Baca Juga
-
17 Tahun Diasuh Penculik, Gadis Ini Tolak Kembali pada Keluarga Kandungnya
-
Plot Twist! Tutorial Makeup Beli Sayur Kol Ini Bikin Geregetan
-
Wujud Alis Gundul Sebelum Makeup Bikin Syok, Bisa Lihat Tuyul?
-
Dulu Hidup Bak Gelandangan, Wanita Ini Sukses Jadi Pebisnis Kaya di Inggris
-
Terlalu Uwu! Potret Kompak Ayana Moon dan Adiknya yang Juga Mualaf
-
Kepergok Kirim Foto Telanjang untuk Selingkuhan, Sikap Pria Ini Bikin Emosi
Menurut Ross, perempuan biasanya bakal merasa aneh kalau mencium bau tidak biasa dari vagina.
"Kita semua dengan vagina biasanya tahu perasaan canggung itu jika ada bau baru dan aneh yang menghampiri kita," ucapnya.
Vagina sendiri disebut sensitif terhadap perubahan yang ada di lingkungan sehari-hari. Jadi, apapun yang memengaruhi keseimbangan tubuh akan memengaruhi bau dan jenis cairan serta konsistensi baunya.
"Tapi, bau vagina yang kuat atau misalnya, bau amis mungkin tak normal dan dapat menunjukkan masalah," tulis sebuah arikel di web resmi Mayo Clinic.
Menurut dokter Ross, faktor-faktor yang mempengaruhi bau vagina termasuk penggunaan antibiotik, spermisida, pasangan seksual baru, dan frekuensi seks.
Perubahan kadar hormon yang disebabkan oleh kehamilan, menyusui, menopause, infeksi vagina, bakteri, dan infeksi menular seksual juga bisa memengaruhi dan mengubah bau vagina.
"Faktor-faktor ini tak cuma bisa menyebabkan bau aneh tetapi juga dapat membuat gejala tidak nyaman lainnya," kata dokter Ross.
Ciri Perubahan Bau Vagina dan Masalah Kesehatan
Infeksi vagina biasanya termasuk gatal di vulva, rasa terbakar, kemerahan, dan pembengkakan serta perubahan bau mencurigakan mungkin menandakan vaginosis bakteri atau trichomoniasis IMS.
Kalau Anda berpikir mungkin punya infeksi vagina, penting bagi Anda mengunjungi dokter untuk tes dan melakukan perawatan yang tepat.
Mengubah diet juga dapat membuat aroma vagina berubah. Makanan tertentu mengganggu keseimbangan pH vagina yang dapat menyebabkan bau tidak biasa.
Menurut dr. Ross, makanan yang membuat perubahan bau vagina adalah bawang putih, bawang merah, mint, kunyit, keju biru, kol, kembang kol, asparagus, daging merah, hingga cuka.
"Rokok, alkohol, dan tak minum cukup air juga dapat mengubah keadaan di bawah," kata Ross.
Kebiasaan kebersihan juga memengaruhi aroma vagina. "Ingat, vagina Anda seperti bagian tubuh lain yang itu perlu dijaga kebersihannya," tegas dia.
"Vagina punya kelenjar keringat dan folikel rambut yang bisa menarik bakteri dan berkontribusi pada bau yang kuat," imbuhnya.
Selain itu, lokasi vagina di dekat anus sangat penting untuk menjaga area tersebut tetap bersih guna menghindari penumpukan bakteri yang dapat menyebabkan bau.
Dokter Ross juga menegaskan bahwa sebersih apapun perempuan, bau vagina yang alami tak akan berbau wangi seperti citrus atau bunga-bungaan. (*Fita Noviana)
Terkini
- Ide Merayakan Valentine Bersama Orang Terkasih, Dinner Romantis Bisa Jadi Pilihan
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Angkat Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender