Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Kisah cinta unik memang tak ada habisnya untuk dibahas. Kali ini, kisahnya datang dari pasangan yang hidup di dua negara yang saling berbatasan. Karena Pandemi corona, perbatasan antar negara mereka kini ditutup.
Melansir Daily Mail, pasangan bernama Savannah Koop dan Ryan Hamilton ini terpisah sekitar 29 mil, di mana Savannah tinggal di Abbotsford, British Columbia, Kanada. Kekasihnya, Ryan, tinggal di Bellingham, Washington.
Sebenarnya, perbatasan dua negara itu selalu dibuka dalam situasi normal dan aksesnya kerap dipakai oleh para pekerja lintas negara. Namun semenjak corona merebak, perbatasan itu ditutup dan otomatis keduanya mesti terpisah.
Walau tidak bisa bersama, bukan berarti mereka tak bisa bertemu. Pasangan ini kemudian memutuskan bertemu di perbatasan dan melakukan kegiatan meski terpisah batas berupa parit.
Baca Juga
-
Jangan Berantem! 8 Tips Tetap Harmonis dengan Pasangan saat Masa Karantina
-
Kisah Pasangan Beda Usia 27 Tahun, Pernah Dicurigai Kasus Penculikan Remaja
-
Awas Jadi Pengkhianat! 11 Tanda Kamu Berniat Selingkuh dari Pasangan
-
Beda Agama, 5 Artis Ini Tetap Setia Dampingi Pasangan saat Puasa Ramadan
-
Hibur Warga Hadapi Pandemi, Pasangan Ini Keliling Desa Pakai Kostum Unik
-
Lagi Cari Jodoh? Tes Kepribadian Ini Ungkap Kriteria Pasangan Idealmu
Video pertemuannya diunggah di TikTok dan terlihat begitu dramatis. Pasangan ini berjalan beriringan di masing-masing negara dan kadang mereka melambai untuk saling menyapa.
Keduanya kemudian piknik dengan menikmati cemilan dan kopi yang mereka bawa masing-masing. Untuk berbicara, mereka mesti saling berteriak agar suaranya terdengar jelas.
Kanada dan AS mempunyai perbatasan terpanjang yang tidak dijaga di dunia. Nah, ada satu jalan di kedua sisi tetapi tidak ada dinding atau pagar di antara pasangan yang membatasi.
Ini berarti, mereka bisa menjaga jarak enam kaki di tengah rekomendasi jarak sosial.
Uniknya, pasangan ini cukup sering bertemu di perbatasan. Hal itupun bahkan membuat para pengendara lalu lintas cukup familiar dengannya dan kadang melambaikan tangan ketika berpapasan.
"Kami tahu begitu banyak orang dalam situasi yang lebih mengerikan, jadi kami bersyukur tinggal di daerah di mana kami bisa saling bertemu dalam kehidupan nyata," tutur Savannah Koop.
Terkini
- Ide Merayakan Valentine Bersama Orang Terkasih, Dinner Romantis Bisa Jadi Pilihan
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Angkat Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender