Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Aktivitas sehari-hari keluarga besar asal Tennessee, Amerika Serikat sukses menarik atensi. Keluarga ini dikenal karena pasangan suami-istri Bates mempunyai 19 anak.
Gil dan Kelly Bates menikah pada 1987 silam. Setahun setelah menikah, mereka ini dikaruniai anak pertama yang bernama Zach.
Melansir dari The Sun, Gil kini berusia 55 tahun dan Kelly sudah 53 tahun. Pada umur 50an tersebut, mereka punya 9 anak lelaki dan 10 anak perempuan.
Anak sulung mereka yang berusia 31 tahun bernama Zach. Sementara si bungsu, Jeb, masih berusia 8 tahun.
Baca Juga
-
Dolphin Skin Jadi Tren Makeup Terbaru, Simak Tipsnya di Bawah Ini!
-
Gunakan Eyeshadow, Begini Cara Cepat Mengatasi Rambut Tipis
-
Malah Merusak Kulit, Kesalahan Fatal saat Perawatan Wajah di Rumah
-
Waspada! Pria Paling Rawan Selingkuh saat Pergi Kondangan
-
Seksi dan Menggoda, Lipstik Merah Kian Populer selama Pandemi
-
Sukses Pecahkan Rekor Dunia, Tas Hermes Birkin Laku Rp4,4 Miliar
Gara-gara keluarganya yang sangat besar, pasangan suami-istri Bates menjadi populer. Mereka bahkan punya reality show sendiri yang berjudul Bringing Up Bates.
Bercerita soal pengalamannya hamil 19 anak, Kelly Bates mengaku kalau dia tak pernah hamil anak kembar. Semua anaknya juga lahir melalui persalinan normal atau tanpa operasi caesar.
Kelly hamil anak terakhirnya di umur 45 tahun. Pada titik itu, Kelly telah menghabiskan hampir seluruh kehidupannya sebagai orang dewasa dengan mengandung anak.
Hal ini karena Gil dan Kelly merupakan pasangan Kristen yang taat. Keduanya lantas memutuskan untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi sama sekali.
"Kami sama-sama sepakat bahwa kami cuma ingin percaya pada Tuhan soal berapa jumlah anak yang akan kami miliki," ujar Kelly Bates di tahun 2011 silam.
"Kami tak pernah menyangka bakal punya 19 anak. Kami berpikir bahwa kami mungkin hanya akan punya satu atau dua, paling banyak tiga."
Keluarga Bates juga tinggal bersama di rumah berukuran 371 meter persegi dengan lima kamar. Selain itu, sang ibu mengaku kalau mereka butuh 5 mesin cuci dan 3 mesin pengering karena memiliki terlalu banyak baju.
Selain soal cucian baju yang selalu menumpuk, keluarga Bates juga mengaku bahwa mereka membutuhkan 56 botol susu serta 9 buah roti ukuran besar per minggunya.
Bahkan ketika memesan pizza, keluarga ini harus membeli paling tidak 10 porsi agar semua orang bisa mendapat bagian.
Gil dan Kelly Bates sendiri sudah melarang TV, membatasi akses internet, dan memastikan semua anak mereka bekerja sama dalam mengurus pekerjaan rumah.
Salah satu caranya, Kelly bakal meminta setiap anak yang lebih besar untuk membantu mengasuh adik-adik mereka.
"Mereka akan siap-siap lebih dulu. Lalu, mereka bakal memastikan saudara mereka sudah menyisir rambut, memakai sepatu, dan menggosok gigi."
Sementara untuk tugas lainnya, ke-19 anak Kelly akan mendapat giliran berbeda setiap bulan. Pasangan ini juga berbagi tips agar orangtua tidak merasa lelah mengasuh banyak anak.
"Cari cara untuk mengatasi rasa frustrasi. Entah itu beristirahat, jalan-jalan di luar bersama, asalkan itu menyenangkan untuk anak-anak," imbuh Kelly.
Bukan hanya 19 anak, keluarga Bates kini semakin berkembang. Pasalnya, Kelly dan Gil sudah punya 14 cucu dengan rentang umur 5 tahun hingga 4 bulan.
Terkini
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Angkat Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?