Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Ada banyak alasan di balik keputusan seseorang dalam membuat tato. Biasanya, seseorang membuat tato guna mengekspresikan atau menghias diri dengan desain tertentu.
Namun, lain halnya dengan pria bernama Yannick Rick. Tak sekadar menghias diri, Yannick ingin seluruh kulitnya berwarna hitam karena tinta tato.
Dilansir dari Daily Star, Yannick Rick memutuskan untuk membuat bodysuit dari tinta tato setelah ketagihan dengan rasa sakit yang ada. Pria 25 tahun dari Swiss ini sudah menghabiskan 400 jam ditusuk jarum tato.
Dirinya juga sudah mengeluarkan uang sebanyak 9.000 poundsterling atau sekitar Rp172,8 juta untuk memenuhi obsesinya dengan tato.
Baca Juga
-
Keeping Up with the Kardashians Tamat 2021, Ternyata Ini Penyebabnya
-
10 Tahapan Skincare ala Korea Bikin Tekor? Dokter Kulit Sarankan Ini
-
Bantu Mencerahkan Kulit, Tutorial Simpel Membuat Body Lotion Berbahan Beras
-
Benarkah Pakai Skincare Bikin Ketergantungan? Simak Penjelasan Berikut
-
Tajir Melintir! Ini 7 Tokoh Terkaya di Industri Fashion Dunia
-
Inspiratif! Ini Tutorial Hijab Segi Empat 10 in 1 ala Istri Ridwan Kamil
Yannick kali pertama tertarik pada tato di usia 19 tahun. Kala itu, dia melihat seorang pria di pantai yang memiliki tato menutupi sekujur tubuh. Karena penasaran, Yannick mulai mencari-cari jenis tato dan menemukan desain blackwork.
"Aku memutuskan ingin memiliki lengan yang sepenuhnya hitam. Salah satu teman mengenalkanku kepada artis tato yang bisa melakukannya, dan dalam tiga sesi, lenganku berwarna hitam," tutur Yannick.
"Aku merasa tertarik pada rasa sakit dan proses penyembuhannya. Aku tahu aku ingin melakukan sesuatu yang lebih ekstrem, jadi aku melalui sesi blackwork selama tiga hari," kata dia kemudian.
Obsesi ini membuat seluruh kulit Yannick berwarna hitam, kecuali wajah dan sedikit area di punggung yang memiliki tato membentuk kata-kata "evil".
Karena ketertarikannya pada tato, dia jadi sering mendapat komentar jahat di media sosial. Dia juga kerap disebut buruk rupa.
"Di dunia maya aku mendapat komentar negatif dari orang-orang. Ada yang berpikir ini mengejutkan atau jelek, dan mereka bertanya apakah aku sakit jiwa," ujar Yannick.
Walau penampilannya berbeda, Yannick tetap dapat hidup normal dan mendapat pekerjaan. Selama ini, dia bekerja di panti jompo.
"Aku rasa ini memang membuatku lebih sulit mendapat pekerjaan, tapi aku bisa melaluinya dan aku mendapati orang-orang mulai menerima tato," ucapnya.
Selain itu, Yannick mengatakan bahwa tampilannya tetap menarik bagi beberapa wanita. Dia pun tidak mengalami masalah dalam berkencan.
Pria 25 tahun ini tidak cuma tertarik pada tato. Rupanya dia juga mencoba prosedur membuat pola di tubuh dengan menggunakan pisau bedah.
"Kau dapat merasakan luka itu di atas tinta hitam, yang sangat aku sukai," kata dia.
Tidak hanya itu, Yannick masih memiliki obsesi ekstrem lain yang belum tercapai. Jika bisa, dia ingin melakukan prosedur untuk menghilangkan puting miliknya.
Terkini
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Angkat Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?