Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Kamu sering jengkel saat mendengar orang yang hobinya bicara omong kosong? Tukang omong kosong memang biasanya menyebalkan. Namun, mereka ternyata ditemukan cenderung lebih memiliki kemampuan kognitif yang baik dan cerdas.
Melansir dari Psypost, studi yang diterbitkan pada jurnal Volutionary Psychology menunjukkan kemampuan seseorang yang pandai mengarang cerita berkaitan dengan kecerdasan.
Omong kosong bukan sekadar kebohongan tapi kata-kata yang sebenarnya tak perlu. Seseorang harus punya kemampuan untuk menghasilkan omong kosong mereka sendiri.
Dalam penelitian ini, para peneliti merekrut 1.017 peserta untuk dua penelitian yang mempelajari kemampuan kognitif, kesediaan untuk omong kosong, dan kemampuan membuat omong kosong.
Baca Juga
-
Piringnya Hermes, Ini 5 Barang Sepele Maharani Kemala yang Branded
-
Koleksi Baru Brand Moschino Unik Banget, Ada Rok Mini Bentuk Burger
-
Merasa Diejek, Ibu Hamil Ini Muak Lihat Suami Ikut Alami Morning Sickness
-
Gelar Acara Pernikahan Bertema Titanic, Pasangan Ini Tuai Prokontra
-
Mulus! Berawal dari Komentar TikTok, Pria Ini Malah Sukses Temukan Jodoh
-
Pilu! Wanita Ini Pilih Cerai agar Suami Bisa Nikahi Anak Kandung yang Hamil
Guna mengukur kesediaan untuk omong kosong, para peserta ditunjukkan sepuluh konsep dan diminta untuk menilai pengetahuan mereka tentang setiap konsep pada skala 5 poin.
Mereka yang mengaku mempunyai pengetahuan tentang konsep palsu dianggap punya kemauan lebih besar untuk omong kosong.
Para peneliti kemudian menemukan bahwa peserta yang lebih mampu menghasilkan penjelasan yang tampaknya memuaskan dan akurat dari konsep-konsep palsu cenderung juga punya skor lebih tinggi pada tes kosa kata, serta ukuran penalaran abstrak dan kecerdasan non-verbal.
"Kemampuan membuat omong kosong seseorang secara positif terkait dengan seberapa pintar mereka kelihatannya dan seberapa pintar mereka dalam kenyataanya," ungkap penulis studi Mane Kara-Yakoubian kepada PsyPost.
"Omong kosong itu mungkin sudah muncul sebagai strategi murah yang energetik untuk mendapatkan prestise, status, atau barang di domain di mana keberhasilan ditentukan oleh evaluasi subyektif orang lain seperti seni rupa, politik, berbicara di depan umum, dan lain-lain," terangnya kemudian.
Peneliti menegaskan bahwa kemampuan beromong kosong semakin tinggi pada individu yang lebih cerdas. Hal ini mungkin dijelaskan oleh kapasitas mereka yang lebih besar untuk mengaitkan kondisi mental kepada orang lain. Mereka lebih sadar saat omong kosong akan bekerja dan kapan tidak.
Yakoubian menambahkan, "Penelitian di masa depan mungkin perlu mengeksplorasi hubungan antara omong kosong serta faktor kepribadian." (*Fita Nofiana)
Terkini
- Ide Merayakan Valentine Bersama Orang Terkasih, Dinner Romantis Bisa Jadi Pilihan
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Angkat Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender