
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Nasib tragis menimpa seorang wanita yang baru 6 bulan ditinggal suami untuk selamanya. Wanita tersebut dituntut mertua mengembalikan cincin pernikahan.
Melansir The Sun, wanita tersebut kehilangan suaminya karena kecelakaan. Padahal, umur pernikahan mereka belum mencapai 2 tahun.
Tak hanya sedih kehilangan suami, wanita ini juga harus berhadapan dengan permintaan tak masuk akal dari ibu mertua. Mendadak, wanita ini diminta mengembalikan cincin pernikahan.
Curhatan wanita tersebut dibagikan lewat media sosial Reddit. Di sana, wanita ini membagikan kisahnya yang masih berduka kehilangan suami.
Baca Juga
-
Mengulik Bridesmaid Pernikahan Putri Diana, Ada yang Umurnya Baru 5 Tahun
-
Bikin Prihatin, Tamu Acara Pernikahan Kelaparan dan Terpaksa Cuci Piring
-
Ibu Rumah Tangga Dituduh Matre hingga Malas, Pria Ini Bikin Geram Warganet
-
Pria Ini Bagikan Suka-Duka Jadi Sugar Daddy, Dihujat karena Sudah Beristri
-
Terlanjur Ngotot Bilang Sayang, Wanita Ini Ternyata Salah Kirim Chat
-
Dilarang Pelihara Kucing, Ibu Kos Ini Ternyata Malah Izinkan Pacar Menginap
"Daniel dan aku menikah selama 1,5 tahun, kami sudah bersama 7 tahun," tulisnya di awal curhatan.
"Aku menerima cincin tunangan, cincin pernikahan, dan hadiah cincin darinya (untuk ulang tahun pernikahan pertama)."

Wanita ini lantas menjelaskan kesulitannya semenjak ditinggal suami. Meski 6 bulan sudah berlalu, wanita ini masih tidak bisa melupakan suaminya.
"Ini masih terasa tidak nyata, tapi aku mencoba hidup seperti yang suamiku inginkan untukku setiap hari."
"Aku belum banyak berkomunikasi dengan keluarganya sejak pemakaman 6 bulan lalu. Aku rasa kita semua terluka dan butuh waktu untuk sembuh," imbuhnya.
Sayangnya, asumsi wanita tersebut keliru. Mendadak, wanita ini mendapat pesan di Facebook dari saudari ipar dan mertua.
"Saudari iparku ingin aku mengembalikan semua cincin, mereka bilang Daniel membayar untuk itu dan karena dia sudah meninggal, cincin tersebut menjadi milik keluarga," tambah wanita ini.
Sebelumnya, wanita ini sudah mengembalikan semua barang-barang lawas mendiang suaminya. Namun, ia tidak menyangka akan diminta mengembalikan cincin yang bermakna dalam baginya.
"Daniel dan aku tidak punya anak, jadi aku rasa aku bukan lagi bagian dari keluarga."
Sayangnya, wanita ini terus mendapat tuntutan dari keluarga mertua. Ia pun menambahkan jika dirinya tidak keberatan mengembalikan cincin pernikahan.
Meski begitu, wanita ini berharap bisa menyimpan cincin pertunangan sekaligus hadiah cincin untuk ulang tahun pernikahan pertama. Pasalnya, kedua cincin tersebut bermakna mendalam baginya.
"Aku ditekan keluarganya untuk mengembalikan cincin-cincin ini kepada mereka. Aku tidak tahu apakah mereka hanya menginginkannya untuk dijual atau dimiliki atau yang lain."
Karena menolak mengembalikan cincin-cincin tersebut, wanita ini sekarang diancam akan dilaporkan ke polisi oleh mertua. Kisahnya pun panen simpati warganet sejak dibagikan di Reddit.
"Meminta seorang janda utnuk mengembalikan cincin enam bulan setelah dia kehilangan suaminya adalah hal yang salah," tulis salah satu komentar.
"Suamimu membayar untuk itu, sebagai hadiah untukmu. Karena kau pasangannya, peninggalannya adalah milikmu kecuali dia meninggalkan warisan yang berkata lain," imbuh komentar lain membenarkan.
Terkini
- Vulnerable atau Oversharing? Menakar Batas Cerita Perempuan di Dunia Maya
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif