Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Tak semua hubungan asmara memberikan kebahagiaan. Tidak jarang, hubungan cinta yang dijalani justru bisa menimbulkan masalah, termasuk yang berujung kekerasan.
Lalu, apa saja bentuk-bentuk kekerasan dalam hubungan asmara?
Menurut dosen Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Istiana Tajuddin, ada beberapa bentuk kekerasan dalam hubungan asmara yang perlu diketahui dan dipahami setiap orang.
"Bisa dari memukul, mendorong, menendang, menggigit, melempar, bahkan bisa mencekik,” ungkap dia saat acara bertema Dating Abuse, Kamis (8/7/2021) kemarin.
Baca Juga
-
Dapur Rp1 Miliar Nikita Willy Disorot Lagi, Fasilitasnya Mewah dan Canggih
-
Pakai Teko Nyaris Rp5 Juta, Cara Awkarin Minum Teh Bikin Minder Berjamaah
-
Mantan Bintang Porno Jadi Istri Pendeta, Intip Gaya Brittni De La Mora Kini
-
Niatnya Mengecat Rambut, Wanita Ini Malah Berakhir Botak Akibat Bleaching
-
Bisa Ditiru Selama Pandemi, Konsep Pernikahan Drive Thru Ini Viral
-
Wanita Ini Galau Jelang Menikah, Tak Mau Pisah dengan Bantal Kesayangan
"Selain itu ada kekerasan di mana seseorang ingin memenuhi hasrat seks yang tidak normal. Saya pernah mendapat kasus dia harus melakukan oral lima kali dalam sehari," tuturnya kemudian.
Menurut Istiana Tajuddin, kasus yang ia jumpai tersebut juga termasuk dalam kekerasan asmara, yaitu kekerasan seksual.
Bentuk lain dari kekerasan dalam hubungan adalah meneriaki, memaki dengan ucapan kasar, bahkan membatasi akses pertemanan maupun keluarga.
"Bahkan bisa memaki nama kita dengan sebutan penghinaan. Mulai dari gendut, gajah bengkak, kurus tinggi langsing dada rata, jadi macam-macam," uajrnya lebih lanjut.
Membatasi akses pertemanan dan juga keluarga, kata Istiana Tajuddin, juga tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya, perlakuan seperti itu membikin seseorang tidak bisa menikmati kehidupan pribadinya.
"Ada lho yang masih pacaran tapi kita disuruh keluar dari grup SD, SMP, SMA. Karena dianggap punya mantan, padahal kita tidak punya," ungkap dia.
Atas kasus ini, ia mengatakan bahwa salah satu pigak bisa saja kurang percaya dengan pasangannya.
"Itu bisa jadi tanda tidak punya kepercayaan dengan kita," ucap dia. (*Aflaha Rizal Bahtiar)
Terkini
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat