
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Pandemi Covid-19 dengan segala pembatasannya memberikan beragam dampak bagi kesehatan mental seorang. Bahkan, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa satu dari empat orang dewasa mengaku belum berpelukan selama lebih dari satu tahun gara-gara pandemi ini.
Temuan ini terungkap setelah lembaga think tank Demos yang berbasis di Inggris, mempelajari perilaku sosial 1.000 orang dewasa pada tahun lalu.
Mereka menemukan bahwa 37 persen orang tidak dipeluk dalam enam bulan terakhir, sedangkan 25 persen responden sudah tidak pelukan selama setahun.
Setelah tiga penguncian nasional dan lebih dari satu tahun pembatasan, orang-orang kini cenderung tak membuat dan membangun hubungan baru ketimbang di awal pandemi.
Baca Juga
-
5 Fase Galau saat Putus Cinta, Salah Satunya Jadi Rajin Berdoa
-
Banyak Orang Jalani Hubungan Sahabat Jadi Cinta, Malah Rentan Kandas?
-
Cobalah Introspeksi Diri, 5 Alasan Hubungan Asmara Selalu Gagal
-
Kencan Online Bukan Jenis Hubungan Ideal, Berikut 3 Alasannya
-
Arti Mimpi tentang Cinta, Belum Tentu Pertanda Romansa Berbunga-bunga
-
Terlanjur Putus, Wanita Ini Menyesal setelah Mantan Menang di Olimpiade

Dilansir dari The Independent, enam dari 10 orang belum mendapatkan teman baru dalam kurun waktu enam bulan, sementara 44 persen dari mereka yang disurvei belum mendapatkan teman baru selama lebih dari setahun.
Ada juga efek pada interaksi singkat sehari-hari serta percakapan yang bermakna. Sepertiga responden belum pernah berbicara dengan seseorang tentang masalah yang mereka punya, sementara 13 persen orang tidak pernah ditanya bagaimana hari mereka atau berbicara dengan tetangga mereka dalam enam bulan belakangan.
Demos mengatakan temuan itu mencerminkan kerusakan dalam tatanan sosial di mana terlalu banyak kehilangan interaksi sosial dasar yang teratur saat keluar dari pandemi.
Kurangnya interaksi sosial selama setahun terakhir rupanya juga menyebabkan pertumbuhan kesepian di Inggris.
Angka terbaru dari Kantor Statistik Nasional, yang dirilis pada April lalu, melaporkan bahwa 7,2 persen orang dewasa Inggris merasa "sering" atau "selalu" kesepian antara Oktober 2020 dan Februari 2021. Angka ini meningkat 1,1 juta orang sejak data terakhir dikumpulkan pada Mei 2020.
ONS juga menemukan bahwa daerah dengan konsentrasi orang muda yang lebih tinggi, berusia antara 16 dan 24, punya tingkat kesepian yang lebih tinggi.
"Selama pandemi, terutama selama penguncian pertama, kami melihat komunitas berkumpul dan hubungan diperkuat pada ketika krisis, dalam skala yang belum pernah kami lihat selama beberapa generasi – mulai dari menyediakan makanan untuk mereka yang terisolasi hingga sukarelawan baru yang membuat perbedaan besar di NHS," tutur Polly Mackenzie, Kepala Eksekutif di Demos.
"Penelitian baru kami secara mengkhawatirkan menunjukkan bahwa keuntungan yang kita buat dalam hubungan masyarakat di awal pandemi ini terancam hilang," imbuhnya. (*Bimo Aria Fundrika)
Terkini
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah
- Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?
- Koneksi Bukan Kompetisi: The Real Power of Women Supporting Women