Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Hamil di usia tua memiliki risiko tersendiri. Namun, wanita ini baru hamil dan melahirkan anak pertama ketika umurnya sudah 70 tahun.
Kisah wanita bernama Jivuben Valabhai Rabari tersebut menarik perhatian banyak orang. Sejak menikah 45 tahun lalu, Jivuben tak menyerah untuk mencoba hamil.
Melansir Oddity Central, wanita yang tinggal di daerah Gujarat ini selalu gagal untuk hamil. Ia lantas ingin mencoba metode bayi tabung.
Jivuben memutuskan untuk meminta tolong pada dokter yang sudah membantu wanita lain di keluarganya untuk hamil. Meski begitu, permintaannya ini sempat ditolak karena faktor usia.
Baca Juga
-
Gelar Acara Pernikahan 5 Hari, Pasangan Crazy Rich Habiskan Rp57 Miliar
-
Putus Cinta, Wanita Ini Dapat Kado Tak Terduga dari Sahabat
-
Kaget Banget, Tak Disangka Pria Ini Mengontrak Rumah Istrinya Sendiri
-
Bikin Baper, Pria Ini Diam-Diam Berbuat Begini saat Makan Bareng Istri
-
Kisah Pasangan Cerai padahal Baru 3 Pekan Menikah, Bikin Ikutan Sedih
-
Wanita Ini Rela Pernikahan Ditunda 40 Hari, Alasannya Menyesakkan Hati
Menurut sang doket, Naresh Bhanushali, ia memang berhasil membantu anggota keluarga lainnya yang berusia sekitar 45-50 tahun. Namun, umur 70 tahun dirasa terlalu tua dan berisiko.
"Aku menjelaskan jika anggota keluarganya berumur 45-50 tahun sehingga bayi tabung masih dimungkinkan. Aku menolaknya, menjelaskan risiko bahwa dia bisa saja meninggal, tapi dia sangat emosional sehingga aku akhirnya menurut," ujar sang dokter.
Meski sudah diperingatkan, Jivuben menjawab bahwa ia tak peduli. Wanita ini ingin tetap mencoba punya anak meski nyawanya menjadi taruhan.
Agar Jivuben bisa mengikuti program bayi tabung, ia harus melakukan perawatan hormon lebih dulu agar kembali mentruasi. Pasalnya, Jivuben sudah mengalami menopause 20 tahun silam.
Selain itu, rahim Jivuben juga harus dilebarkan karena sudah menyusut seiring bertambahnya umur.
Meski begitu, dokter akhirnya berhasil menanamkan satu embrio. Setelah 15 hari, Jivuben secara ajaib bisa hamil.
Kehamilan Jivuben sendiri tergolong berisiko. Wanita ini harus melahirkan lebih awal di bulan kedelapan karena tekanan darah tinggi.
"Meski kami berhati-hati, aku harus mengatakan bahwa Jivuben beruntung dan kami beruntung prosedur ini sukses," ujar dokter Naresh Bhanushali.
"Ini adalah kasus langka, kau bisa menyebutkan keajaiban. Aku sudah melakukan praktek selama 20 tahun dan melakukan lebih dari 1.000 bayi tabung tapi aku tidak pernah melihat kasus seperti ini."
Jivuben sendiri tidak punya akta lahir untuk membuktikan berapa usianya saat ini.
Namun, Jivuben memberitahu dokter bahwa ia berada dalam rentang usia 65 hingga 70 tahun ketika hamil dan melahirkan putra pertamanya.
Dokter sendiri tidak menyarankan wanita lain untuk mengikuti jejak Jivuben karena kehamilan di usia tua lebih berisiko.
Selain itu, ada kekhawatiran jika Jivuben nanti meninggal lebih dulu sebelum anaknya mencapai usia dewasa.
Meski begitu, beberapa kerabat Jivuben sudah berjanji untuk merawat dan membesarkan anaknya jika sesuatu terjadi pada Jivuben serta suaminya nanti.
Jivuben juga bukan satu-satunya ibu yang melahirkan di usia tua. Sebelum ini, seorang wanita India bernama Mangayamma juga menjadi ibu tertua karena melahirkan di usia 74.
Terkini
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Anak Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?